Teknologi hermetik dapat digunakan untuk melindungi biji-bijian dalam penyimpanan karena terbukti efektif, aman, dan ramah lingkungan. Pangkalnya, bahan pangan disimpan dalam ruang yang kedap udara ataupun uap air tidak dapat keluar-masuk dalam ruang penyimpanan.
Metode ini merupakan sistem penyimpanan tertutup berisi atmosfer termodifikasi yang berasal dari efek respirasi yang menghasilkan kondisi rendah oksigen dan tinggi karbon dioksida dalam kemasan. Permeabilitas yang rendah dari kemasan dapat mempertahankan kadar air tetap rendah di dalam kemasan.
Kondisi hermetik dapat dibuat dengan menyimpan bahan pangan dalam wadah yang kedap dan ditutup rapat ataupun bahan lain yang memiliki sifat kedap udara maupun air. Jenis bahannya dapat bervariasi, yang penting bersifat kedap, seperti plastik karena memiliki sifat penghalang (barrier) terhadap udara dan uap air yang tinggi.
Membuat kondisi hermetik
Pembuatan kondisi hematik dengan menggunakan lilin untuk penutupan (sealing). Wadah yang dapat digunakan sebagai kemasan hermetik di antaranya adalah drum minyak, drum PVC, dan jeriken. Wadah tersebut dibuat hermetik dengan cara ditutup rapat menggunakan lilin ataupun silikon.
Sistem hermetik mempertahankan kadar air awal kemasan dan mengurangi kerusakan karena hama pascapanen tanpa menggunakan pestisida. Ada dua cara menyimpan biji-bijian secara hermatik.
Pertama, menggunakan kemasan hermetik komersial. Kedua, memakai kemasan/wadah lokal yang dapat ditutup secara hermetik.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kemasan hermetik adalah dapat mengendalikan serangan hama pascapanen dan kadar air bahkan dapat dipakai ulang serta mudah digunakan. Namun, memerlukan rantai pemasaran agar sampai ke petani. Harganya tergantung rantai pemasaran.
Sementara itu, kemasan hermetik yang memanfaatkan kemasan lokal kelebihannya mudah didapat. Namun, proses untuk penutupan lebih susah.
Efektivitas penggunaan teknologi hermetik telah banyak diteliti maupun dikaji. Salah satunya oleh Sutrisno dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Padi (BB Padi), yang melakukan penyimpanan padi varietas Ciherang selama 5 bulan.
Hasil kajiannya menunjukkan penggunaan plastik super bag (memiliki sifat hermetik) menghasilkan rendemen giling. Penggunaan kemasan super bag dapat melindungi beras dari serangan hama pascapanen sampai tiga bulan penyimpanan bahkan belum terdapat serangga di dalam kemasan beras aromatik mentik wangi.
Demikian juga hasil penelitian Rachmat dkk dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Paspa), di mana penggunaan plastik hermetik pada beras pecah kulit menunjukan terjadi penurunan kadar oksigen penyimpanan selama 8 bulan, dari 21% turun ke taraf 8%-10%. Artinya, dapat menekan populasi serangga hidup dibandingkan dengan kemasan lainnya.
Penelitian kamsiati dkk juga menunjukkan penggunaan kemasan hermetik laminat dapat mempercepat kematian Sitophilus oryzae dalam penyimpanan beberapa varietas beras. Demikian juga hasil penelitian Dharmaputra dkk (SEAMEO BIOTROP) yang menyatakan, kemasan hermetik dapat menekan jumlah aflatoxin yang dihasilkan Aspergillus oryzane selama penyimpanan jagung.
Berdasarkan hasil penelitian BB Paspa, penyimpanan jagung secara hermetik (kedap) menghasilkan jagung dengan kandungan aflatoksin yang masih aman (< 3 ppb untuk jenis aflatoksin B1) sampai dengan 3 bulan dan kerusakan fisiknya masih di bawah 2%, sedangkan kadar pati, kadar lemak, dan kadar protein relatif stabil sampai penyimpanan 3 bulan.
Efek perlindungan terjadi karena kondisi hermetik akan menghasilkan penurunan oksigen dan peningkatan karbon dioksida selama penyimpanan. Kondisi ini dapat menekan pertumbuhan dan membunuh serangga hama dan cendawan pascapanen, yang menyerang biji-bijian selama penyimpanan.
Dari hasil-hasil kajian tersebut, melansir situs web Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan Kementan), penyimpanan hermetik merupakan metode yang efektif untuk melindungi dan menjaga kualitas biji-bijian selama penyimpanan.