close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kinerja emiten televisi milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja mencatat pertumbuhan laba bersih dari gelaran Pemilu 2019. / Perseroan
icon caption
Kinerja emiten televisi milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja mencatat pertumbuhan laba bersih dari gelaran Pemilu 2019. / Perseroan
Bisnis
Selasa, 23 April 2019 01:55

Televisi milik konglomerat raup laba dari Pemilu 2019

Kinerja emiten televisi milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja mencatat pertumbuhan laba bersih dari gelaran Pemilu 2019.
swipe

Kinerja emiten televisi milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja mencatat pertumbuhan laba bersih dari gelaran Pemilu 2019.

PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 11,35% pada kuartal I-2019 menjadi Rp399,96 miliar dibandingkan periode tahun sebelumnya Rp359,16 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan (unaudited) SCMA yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/4), pertumbuhan laba bersih tersebut sejalan dengan pertumbuhan total pemasukan bersih. 

Pada kuartal I-2019, emiten media ini mencatat pemasukan bersih Rp1,25 triliun, tumbuh 8,12% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp1,16 triliun.

Adapun sebagian besar pemasukan diperoleh dari pendapatan iklan. Secara rinci, pendapatan iklan sebelum dikurangi potongan penjualan mencapai Rp1,47 triliun atau naik 7% jika dibandingkan kuartal I-2018 senilai Rp1,37 triliun. 

Sementara itu, untuk pendapatan lain-lain juga naik 30% menjadi Rp76,58 miliar pada triwulan pertama 2019. Pada triwulan pertama 2018 hanya mencatat pendapatan lain-lain senilai Rp58,74 miliar.

Selain itu, beban program dan siaran SCMA naik hingga 9% dari Rp483,62 miliar pada kuartal I-2018 menjadi Rp529 miliar pada kuartal I-2019. 

SCMA juga mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar 7% menjadi Rp219,23 miliar pada kuartal I tahun ini. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp204,40 miliar.

Pendapatan keuangan SCMA pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp13,94 miliar. Angka tersebut naik 366% dari kuratal I tahun sebelumnya Rp2,99 miliar. 

SCMA memiliki dua stasiun televisi free to air, yakni SCTV dan Indosiar. SCMA juga mengelola saluran penyiaran lain. Perusahaan ini dimiliki oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja.

Eddy adalah konglomerat terkaya ke-26 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Pria berusia 65 tahun itu diperkirakan memiliki kekayaan US$1,29 miliar setara Rp18 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan perhelatan pemilihan presiden (pilpres) pada 17 April 2019, berpotensi mendatangkan sentimen positif bagi emiten-emiten media. 

Adapun kemajuan pada sektor media juga ditopang oleh iklan karena memiliki korelasi dengan sektor konsumsi. Sektor konsumsi merupakan penyumbang belanja iklan terbesar jika dibandingkan dengan beberapa sektor lainnya. Pertumbuhan pada belanja iklan pun juga berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan demikian, saham media menjadi hal yang menarik bagi para investor untuk investasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. "Mungkin saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dengan target price (TP) Rp1.025 dan saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dengan TP Rp2.330 bisa jadi pilihan," kata Nafan kepada Alinea.id.

Namun demikian, Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe mengatakan perhelatan pemilu atau pilpres tidak sepenuhnya menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten media. 

Pasalnya, kata dia, masa kampanye di media massa hanya berlangsung sebentar yaitu mulai 24 Maret 2019 hingga 13 April 2019. "Sehingga membuat tidak maksimal untuk iklan politik," kata Adi saat dihubungi terpisah.

Menurutnya, prospek saham emiten-emiten saham tidak ada kecenderungan pergerakan harga atau sideway. "Saham MNCN dan SCMA bisa dicermati. Namun, diharapkan emiten media untuk menjaga net profit dan revenue bisa tetap naik," ucapnya.

Sebagai informasi, dalam Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2018 Pasal 37 tentang kampanye, Partai politik diberi waktu 21 hari untuk melakukan iklan kampanye di media, mulai 24 Maret 2019 sampai 13 April 2019 untuk iklan kampanye. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Majalah bisnis dan finansial asal Amerika Serikat, Forbes, kembali merilis daftar terbaru orang-orang terkaya di seluruh dunia atau "Forbes World's Billionaires 2019". . Ada 21 taipan asal Indonesia masuk dalam daftar yang dipublikasikan pada Selasa (5/3) tersebut. Kekayaan 21 konglomerat yang masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes 2019 mencapai US$78,5 miliar setara Rp1.099 triliun (kurs Rp14.000 per dollar Amerika Serikat). . Robert Budi Hartono dan saudara lelakinya, Michael Hartono, dinobatkan sebagai dua orang terkaya di Indonesia. Keduanya adalah pemilik Grup Djarum dengan kekayaan total US$37 miliar setara Rp518 triliun. . Lebih dari satu dekade, Keluarga Hartono menempati posisi kasta tertinggi jajaran konglomerat terkaya di Indonesia dengan kekayaan Rp518 triliun. • • #alineadotid #konglomerat #forbes #hartono #djarum #kayaraya #crazyrichasians #holkay #sobatmisqueen #cantrelate #infografis #ptdjarum #orangkaya

A post shared by Alinea (@alineadotid) on

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan