Permainan daring atau game online Mobile Legends tengah melejit di kalangan para pencinta game ponsel Tanah Air.
Operator seluler Telkomsel Wilayah Bali dan Nusa Tenggara membidik pengembangan segmentasi permainan dalam jaringan (daring) yang kini banyak diminati generasi muda yakni "mobile legends" karena potensi bisnis yang besar bagi perusahaan.
"Pertumbuhan permainan elektronik luar biasa. Dari tahun 2014 hingga 2018 bisa mencapai 200 persen baik jumlah pengguna maupun 'revenue'," kata Manager Digital Telkomsel Regional Bali dan Nusa Tenggara Indra D Hariadi di Denpasar, seperti dilansir Antara, Sabtu (7/4).
Menurut dia, dari tahun 2017 hingga triwulan pertama tahun 2018, jumlah pengguna permainan piranti bergerak pada telepon pintar itu saat ini tumbuh 72% dan pendapatan tumbuh 44%.
Indra tidak membeberkan angka pengguna dan pendapatan tersebut karena merupakan bagian dari strategi internal namun, pendapatan dari sisi permainan "mobile legends" saja menghasilkan ratusan juta Rupiah.
Perolehan pendapatan itu, lanjut dia, didapatkan dari pembelian pulsa dalam bentuk kuota yang dibeli pengguna untuk menjalankan permainan daring tersebut.
Meski permainan "mobile legends" akan terus berkembang dan beralih dengan permainan baru lainnya, pihaknya optimistis segmentasi permainan elektronik tetap menarik peluang karena ekosistem digital sudah terbentuk.
Untuk memberikan wadah bagi penggemar permainan tersebut, Telkomsel Bali Nusa Tenggara menggelar turnamen sebagai bentuk penyaluran positif bagi mereka sekaligus menghasilkan uang sebagai hadiah.
Kompetisi pertama kali itu diikuti oleh 1.600 perserta yang terbagi dalam 320 tim dari tiga provinsi yakni Bali, NTB dan NTT dengan total hadiah mencapai Rp35 juta.
Sebelumnya turnamen "mobile legend" di Bali dan Nusa Tenggara terlebih dahulu dilakukan di lima kelompok atau "cluster" yakni Bali Barat, Bali Timur, Mataram, Kupang dan Flores pada 1-31 Maret 2018.
Setiap tim terdiri dari lima orang akan melalui babak penyisihan hingga final tingkat "cluster" dan kemudian pemenang pertama dari setiap kelompok akan bertanding tingkat regional untuk memperebutkan hadiah.
Dalam kompetisi itu, lanjut Indra, diadakan secara "online" yakni peserta tidak harus bertemu fisik namun melalui teknologi sambungan langsung jarak jauh melalui video.
Banyaknya peserta yang ikut serta, kata dia, mengindikasikan bahwa ekosistem digital untuk permainan elektronik khususnya generasi muda yang disebut "milenial" tersebut sudah terbentuk.
Bahkan tim terbanyak, ucap Indra, berasal dari Mataram mencapai 100 tim dan sudah terbentuk komunitas permainan elektronik di kota itu.