close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bersama jajaran menteri di bawahnya saat hari terakhir bekerja pada periode Jokowi-JK 2014-2019. Alinea.id/Nanda Aria
icon caption
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bersama jajaran menteri di bawahnya saat hari terakhir bekerja pada periode Jokowi-JK 2014-2019. Alinea.id/Nanda Aria
Bisnis
Jumat, 18 Oktober 2019 23:01

Terakhir kerja, Menko Darmin titip soal beras hingga daging

Bagi Darmin Nasution, persoalan komoditas pertanian mulai beras, gula, hingga daging menjadi masalah rumit.
swipe

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan suka dukanya ketika menjadi Menko di hadapan menteri-menteri yang ada di bawah koordinasinya. 

Dia menceritakan, menjadi Menko harus memahami situasi dan kondisi setiap menteri. Tidak melulu, ucapnya, rapat-rapat koordinasi berjalan dengan lancar. 

Selalu saja ada menteri yang sulit untuk datang ketika dipanggil. Padahal, mengangkut masalah beras, gula, dan daging, yang merujuk pada Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

"Sebenarnya saya ingin menyampaikan yang paling membingungkan kita koordinasi adalah beberapa komoditas. Enggak usah disebut menterinya dulu ya. Yang paling ruwet persoalan kita adalah satu, beras. Kedua adalah gula. Ketiga, daging," katanya saat berbincang bersama menteri di bawah koordinasinya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (18/10).

Darmin melanjutkan, belum lagi masalah perbedaan data luasan lahan sawah yang ada di Kementerian Pertanian dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan yang ada di lapangan, yang juga membuat kesimpulan saat pengambilan keputusan menjadi berbeda.

"Jangan menganggap sudah selesai, data yang keluar dari Menteri Amran sekarang mulai di challenge. Akan ada diskusi lagi kelihatannya kalau agak mengubah terlalu banyak," ucapnya.

Pasalnya, ujar Darmin, persoalan data luasan sawah tersebut berkaitan langsung dengan subsidi pupuk yang akan diberikan kepada petani yang tidak mungkin dikurangi.

"Nanti subsidinya bisa dipotong, yang di luar gimana ceritanya. Tidak hanya persoalan rasional. Ini persoalan ketakutan macam-macam," ungkap dia.

Dia pun mengatakan sebagai Menko harus pasang badan jika kemudian hasil rapat koordinasi mengharuskan untuk menambah impor bagi komoditas-komoditas pokok. Karena langkah non populis tersebut, jelasnya, tentu tidak disukai masyarakat.

"Saya harus mengakui pasang badan sebenarnya. Begitu kesimpulannya kurang impor, dicaci seluruh republik. Itu risikonya. Tapi Inflasi kita terjaga di kisaran 3,2%-3,3%," tuturnya. 

Menteri Amran, memang terlihat hanya beberapa kali menghadiri panggilan Darmin. Selebihnya diwakilkan oleh pejabat eselon I dan II Kementan saja. Namun, Darmin berusaha memahami kondisi tersebut.

"Makanya jadi Menko Ekonomi itu harus wise, kadang-kadang harus injak kaki, kadang-kadang harus elus-elus punggung. Tapi kita lihat sekarang kita menikmati stabilitas harga dalam waktu lebih dari lima tahun," tutur Darmin.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan