close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pemerintah menerbitkan surat utang dalam dua valuta asing atau dual currency denominasi dollar AS dan Euro./Reuters
icon caption
Pemerintah menerbitkan surat utang dalam dua valuta asing atau dual currency denominasi dollar AS dan Euro./Reuters
Bisnis
Rabu, 25 April 2018 15:14

Terbitkan dual currency, pemerintah kembali utang Rp 30,79 triliun

Dual currency diterbitkan dalam denominasi dollar AS dan Euro masing-masing US$1 miliar dan 1 miliar Euro.
swipe

Pemerintah kembali menambah utang dengan menerbitkan surat utang negara (SUN) senilai total Rp 30,79 triliun. Surat utang diterbitkan dalam dua valuta asing atau dual currency denominasi dollar AS dan Euro masing-masing US$1 miliar atau Rp 13,89 triliun (kurs Rp 13.888) dan 1 miliar Euro atau Rp 16,89 triliun (kurs Rp 16.893).

Surat utang berdenominasi dollar AS diterbitkan dengan jangka waktu 10 tahun dan akan jatuh tempo 24 April 2028. Pemerintah membagikan kupon 4,1% per tahun. Sedangkan yield ditetapkan di level 4,13%. Angka itu jauh di atas rata-rata yield surat utang Amerika Serikat, US Treasury. Dengan tenor yang sama, US Treasury pada penutupan perdagangan 23 April 2018 diperdagangkan dengan yield 2,98%.   

Mayoritas pembeli obligasi Indonesia berdenominasi dollar AS ini merupakan investor dari Amerika Serikat sekitar 50%. Kemudian sisanya merupakan investor asal Eropa sebesar 19%, Asia kecuali Indonesia sekitar 24%, dan Indonesia sekitar 7%. Investor asset manager atau fund manager masih mendominasi pembelian dengan total pembeli sekitar 50%.

Sementara itu, obligasi berdenominasi Euro diterbitkan dengan jangka waktu tujuh tahun dan jatuh tempo 24 April 2025. Kupon ditetapkan 1,75%, yield 1,78% dan harga di 99.804. 

"Tingkat kupon tersebut merupakan terendah dibandingkan SUN valuta asing yang pernah diterbitkan pemerintah dalam denominasi Euro," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Luky Afirman, Jakarta.

Peminat surat utang denominasi Euro ini lebih merata dengan peminat terbanyak dari Euro, yakni Jerman sebesar 17%, Inggris Raya 16%, Italia 13%, Perancis sekitar 5%, Swiss 4% dan Eropa lainnya 11%. Adapun Amerika Serikat sekitar 7%, Asia kecuali Indonesia sekitar 15% dan Indonesia 12%.

Investor asset manager atau fund manager paling banyak memborong obligasi Euro ini atau mencapai 61%. Lainnya diambil oleh investor seperti bank 23%, dan asuransi atau dana pensiun 11 %. 

Penerbitan obligasi ini memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB- dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch. Transaksi ini merupakan penerbitan dual-currency kedua, mengikuti keberhasilan transaksi dual-currency sebelumnya pada tahun 2017.

Dengan penerbitan dual-currency tersebut, maka realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto mencapai Rp186,61 triliun atau 45,02% dari target penerbitan SBN neto 2018 sebesar Rp414,52 triliun.

Penerbitan SUN ini dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange. Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Deutsche Bank Securities Inc., Goldman Sachs (Singapore) Pte., The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited dan Mandiri Securities Pte. Ltd., serta bertindak sebagai co-Managers adalah PT. Bahana Sekuritas, PT. Danareksa Sekuritas, dan PT. Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan