close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Negara BUMN Rini Soemarno (ketiga kiri) didampingi Direktur Utama Garuda Pahala N. Mansury (tengah), Dirut PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa (ketiga kanan), Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Jusman Syafii Djamal (kedua kanan), D
icon caption
Menteri Negara BUMN Rini Soemarno (ketiga kiri) didampingi Direktur Utama Garuda Pahala N. Mansury (tengah), Dirut PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa (ketiga kanan), Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Jusman Syafii Djamal (kedua kanan), D
Bisnis
Selasa, 31 Juli 2018 11:06

Catatkan KIK EBA, Garuda jaminkan penjualan tiket

Pendapatan dari penjualan tiket yang diagunkan yaitu rute penerbangan Jeddah dan Madinah.
swipe

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) melakukan pencatatan perdana produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) GIAA01 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (31/7).

KIK EBA GIAA01 merupakan instrumen sekuritisasi aset keuangan pertama di Indonesia yang menjadikan hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat sebagai agunan. Pendapatan dari penjualan tiket yang diagunkan yaitu rute penerbangan Jeddah dan Madinah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno, mengatakan, sekuritisasi aset yang dilakukan Garuda merupakan upaya menjaminkan aset. Termasuk salah satunya atas pendapatan di masa depan yang akan dialihkan hak pendapatannya.

Kemudian dari aspek risiko, produk sekuritisasi lebih terkendali karena aset yang digunakan sebagai agunan sudah terseleksi dengan baik.

Penerbitan KIK EBA GIAA01 menjadi solusi alternatif pendanaan bagi maskapai berpelat merah tersebut untuk memenuhi kebutuhan finansial perusahaan. Dengan begitu, perseroan mempunyai modal yang lebih besar untuk terus berekspansi.

"Ini adalah salah satu solusi alternatif pendanaan yang dilakukan Garuda Indonesia untuk memenuhi kebutuhan finansial perusahaan. Semoga inisiatif ini akan mendorong perbaikan kinerja Garuda Indonesia dan juga mendukung program Pemerintah dalam peningkatan konektivitas udara,” jelas Rini di Gedung BEI, Selasa (31/7).

Selain itu, Rini juga mendorong  lebih banyak BUMN dan swasta untuk melakukan sekuritisasi aset mengikuti jejak Garuda Indonesia dan sebelumnya oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Indonesia Power dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang melakukan sekuritisasi aset Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

"Beberapa BUMN telah sukses menerbitkan sekuritisasi dan mendapat respons positif dari investor. Jadi pemerintah akan terus mendorong semakin banyak BUMN yang terlibat dan ke depannya, dengan modal dan pendanaan yang cukup, akan mendorong BUMN untuk melebarkan sayap ekspansi dan akan membuat BUMN semakin kuat dan tumbuh,” tegas Rini.

PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) bertindak sebagai manajer investasi yang mengemas sekuritisasi GIAA menjadi KIK EBA. Bertindak sebagai bank kustodian merupakan Maybank Indonesia, sedangkan agen penjual untuk KIK EBA GIAA01 ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT CGS-CIMB Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas.

Penawaran KIK EBA ini mendapatkan respons yang positif dari investor karena struktur produk dan imbal hasil yang cukup menarik. Produk investasi ini memiliki total nilai sebesar Rp2 triliun yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B.

KIK EBA GIAA01 kelas A dilakukan melalui penawaran umum kepada investor strategis dan dilakukan melalui pencatatan di BEI dan mendapat rating AA+ dari Pefindo dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,75% per annum, tenor lima tahun dengan nilai mencapai Rp1,8 triliun.

Sementara untuk KIK EBA GIAA01 kelas B dilakukan melalui penawaran terbatas dengan nilai Rp200 miliar untuk tenor sejenis dan tingkat imbal hasil yang tidak tetap.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan