Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) menyatakan pemerintah terus mendorong pelaku UMKM untuk melantai di bursa. Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan hingga kini sudah ada 70 UMKM dan dua koperasi yang masuk pasar modal.
"Saat ini baru 70 (UMKM) yang masuk ke pasar modal, dua koperasi. Kita ingin dorong itu lagi, banyak sektor menengah masuk ke pasar modal, supaya bisa mendapatkan pembiayaan investasi yang lebih menguntungkan," kata Teten di Museum Bank Indonesia, Jakarta Barat, Sabtu (1/2).
Kendati demikian, pihaknya mengatakan ada alternatif lain agar UKMN dan koperasi bisa mendapatkan dana segar. Cara yang dimaksud ialah crowdfunding. Jalan itu dianggap sebagai alternatif setelah ia berbicara dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dengan demikian, UMKM dan koperasi tidak harus IPO atau penawaran saham perdana. "Setelah itu kami bicara dengan OJK, karena ada alternatif lain yang mungkin lebih aman untuk usaha kelas menengah, yaitu crowdfunding. (Dengan) skema itu, jika bisa mendapatkan pembiayaan Rp10 miliar, Rp1 miliar, itu tidak harus di IPO kan," kata dia.
Berantas koperasi bodong
Di sisi lain, Teten menuturkan, ke depan Kementerian Koperasi dan UKM akan membenahi sistem koperasi di Indonesia. Hal itu dilakukan karena maraknya koperasi yang nakal.
Teten mencontohkan saat ini ada yang menjadikan koperasi sebagai kedok kejahatan, seperti tempat pencucian uang, investasi ilegal, hingga melakukan praktik rentenir. Walau begitu, ia belum bisa membeberkan jumlah koperasi yang seperti itu.
"Kementerian koperasi akan membenahi koperasi-koperasi yang nakal. Koperasi-koperasi yang dijadikan tempat cuci uang. Koperasi-koperasi yang dijadikan kedok untuk investasi ilegal. Koperasi-koperasi yang di pakai kedok untuk melakukan praktik rentenir. Ini akan kita berjalan. Termasuk koperasi yang tidur. Koperasi yang mati suri, dalam artian kita mau beres kan," ujar dia.