Federasi Industri Thailand menyuarakan kegelisahan atas potensi dominasi perusahaan-perusahaan Tiongkok di industri baja Thailand. Impor baja struktural yang tidak memenuhi standar industri Thailand juga dikhawatirkan.
Kriengkrai Thiennukul, ketua federasi itu mengatakan bahwa tingkat utilisasi kapasitas industri baja Thailand telah turun ke titik terendah dalam tujuh tahun, dengan enam bulan pertama tahun ini menunjukkan tingkat 29,3%, turun dari 31,2% pada periode yang sama tahun lalu.
Ia juga mencatat dampak dari investasi Tiongkok, yang diprediksi dapat meningkatkan kapasitas produksi menjadi 12,42 juta ton per tahun dibandingkan dengan permintaan Thailand sebesar 16 juta ton.
Khususnya, Perusahaan Baja Xin Ke Yuan, yang berlokasi di distrik Ban Khai, Rayong, berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 12,09 juta ton, termasuk batang kawat, pelat baja, baja berlapis, pipa baja, dan baja struktural.
Demikian pula, Yongjin Metal Technology di distrik Nong Yai, Chonburi, berencana membangun pabrik baja tahan karat dengan kapasitas produksi 0,322 juta ton per tahun, katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar proyek telah disetujui oleh Dewan Investasi.
Kriengkrai mengatakan investasi ini sejalan dengan kebijakan Beijing untuk mengurangi polusi di negaranya sendiri dan mengatasi hambatan perdagangan yang diberlakukan oleh negara lain.
"Namun, begitu pabrik baja ini dibangun, hal itu akan memengaruhi produsen dalam negeri," ia memperingatkan, seraya menambahkan bahwa tingkat utilisasi kapasitas industri baja Thailand berpotensi turun lebih jauh.
Meskipun ada masuknya investasi Tiongkok ini, Kriengkrai meyakinkan bahwa produsen Thailand memiliki kapasitas produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan negara tersebut. Ia menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian harus memperkenalkan peraturan untuk mengendalikan pendirian pabrik baja di Thailand.
Ia juga menyuarakan kekhawatiran tentang impor baja struktural yang tidak memenuhi standar industri Thailand, yang dapat menimbulkan risiko keselamatan bagi konsumen. Ia menyerukan penerapan standar industri yang lebih ketat untuk mengatasi masalah ini.
"Impor baja struktural meningkat, terutama dari Tiongkok," katanya. “Pada tahun 2023, Thailand mengimpor 426.340 ton baja struktural senilai 21 miliar baht, yang 92% di antaranya berasal dari Tiongkok.”
Wanchai Phanomchai, sekretaris jenderal Institut Standar Industri Thailand (TISI), menyuarakan kekhawatiran ini, memperingatkan bahwa volume produk yang tidak memenuhi standar industri Thailand kemungkinan akan meningkat. Ia mengidentifikasi baja dan bahan konstruksi (37%), peralatan listrik dan elektronik (33%), ban mobil (25%) dan produk konsumen (3%).
Ia mendesak lembaga pemerintah untuk menyelidiki masalah ini secara ketat, menekankan perlunya lebih banyak pejabat dan alat ukur untuk memastikan kepatuhan terhadap standar Thailand.(thenation)