close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pemerintah menyarankan agar masyarakat memanfaatkan jalur darat untuk transportasi saat harga tiket pesawat melambung. / Antara Foto
icon caption
Pemerintah menyarankan agar masyarakat memanfaatkan jalur darat untuk transportasi saat harga tiket pesawat melambung. / Antara Foto
Bisnis
Rabu, 27 Februari 2019 00:25

Tiket pesawat melambung, pemerintah imbau gunakan jalur darat

Pemerintah menyarankan agar masyarakat memanfaatkan jalur darat untuk transportasi saat harga tiket pesawat melambung.
swipe

Pemerintah menyarankan agar masyarakat memanfaatkan jalur darat untuk transportasi saat harga tiket pesawat melambung.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, mengatakan kenaikan tiket pesawat menjadi kesempatan yang baik untuk membangkitkan kembali moda transportasi darat. Ia mengklaim saat ini masyarakat sudah banyak beralih menggunakan transportasi bus.

"Ini momentum bagi transportasi darat khususnya untuk transportasi bus, kalau kita lihat sekarang mulai banyak masyarakat menggunakan bus. Misalnya mungkin yang ke Jakarta ke Solo itu mereka memilih pesawat, sekarang beralih ke transportasi bus," kata Budi, di Hotel Merlynn Park Jakarta, pada Selasa (26/2).

Budi yakin hal itu, sebab beberapa operator bus mengaku mengalami kenaikan yang signifikan dari masyarakat untuk menggunakan moda transportasi bus. Namun, saat ini pihaknya sedang menghitung kenaikan jumlah penumpang bus akibat dari turunnya pengguna moda transportasi udara.

Kendati demikian, ia menyatakan akan fokus untuk membangun moda transportasi bus tol Trans Jawa. Bahkan, Budi mengklaim sudah mengantongi aspirasi masyarakat tentang bus tol Trans Jawa, mulai dari layanan hingga besaran tarif.

"Minggu depan akan dipaparkan oleh badan Litbang terkait masalah opini masyarakat, setelah itu kita eksekusi," ucapnya.

Budi, mengatakan layanan bus tol Trans Jawa akan mengutamakan keselamatan dan juga kecepatan. Sehingga, nantinya layanan bus tersebut tidak akan keluar dari jalan tol Trans Jawa. Selain itu, ia berencana akan menjadikan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) yang ada menjadi sebuah terminal.

"Saya sudah minta ke Kementerian PUPR, dan Jasa Marga diantara sekian rest area yang ada kita fungsikan sebagai terminal, artinya ada sedikit mengubah regulasi peraturan menteri PUPR," ucapnya.

Hal tersebut didukung oleh Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno. Namun, ia menyarankan agar disediakannya transportasi lanjutan dari terminal yang berada di rest area.

"Bukan lanjutannya disediakan ojek. Harus disediakan subsidi juga untuk angkutan umum lanjutan dari terminal rest area," kata Djoko, saat dihubungi oleh Alinea.id, pada Selasa (26/2).

Selain itu, jika bus tol Trans Jawa dapat terealisasi, Djoko, menyarankan agar layanan tersebut dapat beroperasi dari pagi hingga malam. Sehingga hal itu dapat memangkas waktu perjalanan menjadi lebih ringkas.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Mega proyek Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan ujung barat ke ujung timur Pulau Jawa, akhirnya rampung pada 2018 lalu. Total investasi untuk mewujudkan proyek ini pun tak main-main. Meski memakan investasi triliunan, kehadiran jalan bebas hambatan sepanjang 1.167 kilometer ini, tak disangsikan lagi, bisa memangkas waktu tempuh perjalanan. Sayangnya, alternatif melintasi kota-kota di Jawa itu harus dibayar mahal. Pengguna jalan tol ini harus mengeluarkan biaya Rp660.500 untuk kendaraan golongan I, dari Jakarta ke Surabaya. Sedangkan untuk kendaraan golongan V, seperti truk dan angkutan logistik dari Jakarta ke Surabaya ditetapkan Rp1,3 juta. • • #alineadotid #investasi #tol #jawa #mahal #tarif #BPJT #surabaya #transjawa #jasalogistik #logistik

A post shared by Alinea (@alineadotid) on

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan