Pemerintah sedang berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi dalam rangka mewujudkan target produksi 1 juta barrels of oil per day (BOPD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030. Salah satu strategi yang dilakukan adalah mengoptimalkan produksi lapangan yang ada (existing) melalui reaktivasi sumur-sumur migas tidak aktif (idle well).
Ini seperti head of agreement (HoA) batch 1 kerja sama aliansi strategis reaktivasi idle well antara PT Pertamina Regional 1 dengan enam provider teknologi.
Dalam kesepakatan tersebut, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas dan Pertamina Hulu Rokan Regional 1 berkolaborasi dan bersinergi secara intensif menyusun kerja sama reaktivasi idle well di luar work program and budget (WP&B).
Adapun jumlah idle well di zona 1 dan 4 wilayah kerja (WK) PT Pertamina EP (PEP) mencapai 507 sumur serta zona 2 dan 3 WK Rokan sebanyak 20 sumur. Potensi initial gain produksi dari seluruh sumur sebesar 7.398,6 BOPD.
"Pemerintah mendorong setiap upaya untuk meningkatkan produksi migas. Sesuatu yang baru, seperti teknologi atau lainnya, kita undang sebanyak mungkin dengan garis batas tidak melanggar peraturan," ucap Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Noor, Arifin Muhammad, dalam keterangannya.
Arifin melanjutkan, reaktivasi menyasar sumur produksi atau sumur injeksi yang tidak aktif minimal 6 bulan berturut-turut. Pun tak termasuk forecasted production sebagai sumur produksi.
Untuk melancarkan pelaksanaan program ini, pemerintah juga tengah menyusun peraturan pendukungnya. "Aturannya masih dibahas. Kerja sama ini masih HoA sehingga untuk detailnya masih dalam pembahasan," lanjutnya.
Sebagai informasi, dari total 41.514 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 10.398 sumur masuk kriteria idle well. Namun, tidak semua berpotensi direaktivikasi karena beberapa hal, seperti tidak adanya potensi subsurface, perekonomian tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia saat itu, serta faktor HSE dan nonteknis macam masalah masyarakat.
Kegiatan reaktivasi idle well pada 2023 ditargetkan sebanyak 1.000 sumur. Di luar program reaktivasi sumur yang sudah menjadi rencana kerja dalam WPB, terdapat pula kegiatan atau program reaktivasi idle well non-WPB yang berperan mengisi celah demi mencapai target nasional.
"Pemerintah mendorong KKKS mencari potensi reaktivasi idle well untuk dapat melakukan reaktivasi di luar rencana kerja WP&B dengan mencari mitra kerja melalui mekanisme yang dapat diterapkan dalam kerja sama, antara lain no cure no pay, no cure less pay, performance based, risk & reward, dan sebagainya," tutur Arifin.