close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi maggot. Kemlu
icon caption
ilustrasi maggot. Kemlu
Bisnis
Jumat, 30 September 2022 06:25

Tips ekspor maggot hingga ke Eropa

Maggot dinilai lebih mengurangi pencemaran lingkungan dibanding bahan baku produk ikan atau hewan lainnya.
swipe

CEO PT Biocycle Indo, Budi Tanaka mengatakan, standar ekspor maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) di Eropa merupakan standar tertinggi dan terketat dibanding benua lainnya dengan tujuan untuk mengetahui ketertelusuran suatu produk ekspor (traceability). Meski demikian, menurut pelopor eksportir maggot ini, iklim dan kondisi alam Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan industri maggot kualitas dunia yang bersih.

Ia menceritakan, lahirnya PT Biocycle Indo sejak awal berdiri memang ditujukan untuk ekspor dengan target pasar didominasi 90% benua Eropa dan sisanya menuju Kanada, Amerika, serta Jepang. Sehingga, perusahaan yang dibangunnya ini terus berusaha menyesuaikan standar Eropa mulai dari hulu hingga hilir.

“Eropa itu hanya mau menerima maggot yang pakan atau substratnya berasal dari tanaman bukan hewan (animal by product) seperti tulang sisa, daging ayam, atau daging sisa masakan basi. Maggot yang mengonsumsi tanaman memiliki kualitas jauh lebih baik dan lebih disukai oleh hewan ternak jika diproduksi sebagai pakan ternak,” tutur Budi dalam diskusi daring oleh Alinea.id bertajuk Strategi Ekspor Maggot ke Eropa pada Kamis (29/9).

Agar maggot miliknya bisa laku di Eropa, maka pada 2020 Budi memutuskan untuk memindahkan pabrik maggot dari Bogor ke Pekanbaru supaya makin mendekat dengan sumber pakan maggot, yaitu bungkil sawit. 

Dipilihnya bungkil sawit sebagai sumber pakan diketahui karena memiliki sumber protein dan energi yang baik untuk ternak. Menurut Budi, ini juga menjadi aspek penting untuk membuktikan traceability maggot Indonesia ke Eropa.

“Bungkil sawit kan di Indonesia sangat banyak karena Indonesia sebagai negara dengan industri kelapa sawit terbesar di dunia, jadi kita lakukan inovasi dengan memberi pakan larva dengan bungkil sawit,” tuturnya.

Budi menjelaskan, adapun standar tinggi yang ditetapkan Eropa selain ditentukan dari jenis pakan ternak, yaitu harus memiliki traceability yang baik seperti infrastruktur pengolahan produksi berstandar, kemudian untuk menjamin standar tersebut harus memperoleh ISO. Budi mengatakan, ISO yang dimiliki PT Biocycle Indo adalah ISO 22000 untuk standar sistem manajemen keamanan pangan global untuk seluruh rantai pasokan makanan, mulai dari hulu hingga hilir.

“Kalau sudah bisa punya ISO 22000, maka dipastikan bisa memperoleh sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP),” kata Budi.

Sertifikat HACCP merupakan sertifikat keamanan pangan dari sebuah metode sistematis sains untuk mengidentifikasi risiko bahaya tertentu dan tindakan pengendaliannya bertujuan memastikan keamanan produk pangan yang diproduksi.

Lebih lanjut, makin tingginya minat Eropa untuk memproses maggot sebagai bahan baku olahan pakan ternak karena dinilai lebih mengurangi pencemaran lingkungan dibanding bahan baku produk ikan atau hewan lainnya. Jadi tak heran, Eropa yang saat ini mulai konsen dengan isu go green semakin banyak membutuhkan pasokan maggot. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan