Emiten produsen plywood PT Tirta Mahakam Resources Tbk. (TIRT) menargetkan penjualan bersih sebesar Rp17 miliar dengan rugi komprehensif Rp72 miliar sepanjang 2021. Perseroan menilai target ini merupakan target konservatif.
Marketing Manager Tirta Mahakam Resources Doddie Pradhono mengatakan, selama 2020 dan 2021, perseroan mengalami dampak Covid-19, yaitu penurunan permintaan dan pembatalan pesanan di 2020.
"Ini mengakibatkan penurunan pendapatan perseroan dan juga terganggunya pasokan bahan baku utama perseroan yaitu kayu," kata Doddie dalam konferensi pers, Selasa (24/8).
Sebagaimana diketahui, emiten berkode saham TIRT ini hingga kuartal I-2021 masih mencatatkan kerugian bersih senilai Rp86,3 miliar. Penjualan bersih perseroan pun turun 86,16% secara tahunan, dari Rp91,1 miliar, menjadi Rp12,6 miliar di kuartal I-2021.
Doddie melanjutkan, untuk memperbaiki kinerja, TIRT telah melakukan efisiensi yang diperlukan, seperti pengurangan tenaga kerja dan pengaturan ketat sisi produktivitas. Pada akhir 2020, perseroan memiliki karyawan 106 orang, dibanding dengan tahun 2019 sebanyak 1.078 karyawan.
"Tentunya ada penyesuaian yang kita lakukan di dalam perusahaan untuk menunjang efisiensi tersebut. Sehingga berkurangnya tenaga kerja diharapkan tidak mengganggu kinerja perseroan," ucap dia.
Selain itu, untuk memperbaiki kinerja, Doddie mengatakan TIRT tengah memantau situasi Covid-19 ke depan dan efikasi vaksin di negara tujuan ekspor. Hingga saat ini, TIRT telah memasarkan produk mereka ke negara-negara seperti Jepang, India, Taiwan, dan negara lainnya.
"Kami akan pantau terus bagaimana ke depannya untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian," tuturnya.