Tokoh Madura, KH Qusyairi Zaini, mendukung usul Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi, yang mendorong reaktivasi kereta api (KA) di "Pulau Garam". Langkah ini diyakini berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Saya pribadi sangat mendukung usulan tersebut dan saya yakin ini juga akan membantu ekonomi masyarakat di 'Pulau Garam'," ujarnya saat dihubungi Alinea.id, Jumat (10/2).
Menurut Qusyairi, reaktivasi KA lintas Madura perlu dilakukan lantaran daya dukung jalan di pantai utara ataupun lintas selatan sudah tidak memadai untuk lalu lintas orang dan barang.
"Sangat banyak kebutuhan komoditas yang ada di Madura [dan] membutuhkan transportasi itu untuk mengangkutnya ke luar Madura, seperti garam dan sebagainya. Sementara, akses jalan yang ada kurang memadai, kurang mendukung," ungkapnya.
Qusyairi melanjutkan, usulan reaktivasi KA lintas Madura juga lebih rasional daripada rencana pembangunan jalan tol ataupun pelebaran jalan yang sedang dilakukan.
"Rencana awal, menurut info yang saya terima, akan dibangun tol penghubung di 4 kabupaten. Itu saat ini belum memungkinkan. Maka, jalan alternatif, menurut saya, sangat pas kalau misalkan reaktivasi kereta api," tuturnya.
"Memang ada pelebaran [jalan], tapi masih banyak jalan-jalan sempit yang tidak mencukupi dan itu menghambat lalu lintas barang dan sebagainya," sambung Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumenep ini.
Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi, sebelumnya mendorong reaktivasi rel KA lintas Madura, terutama relasi Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosula). Alasannya, bakal melahirkan efek positif, salah satunya mendukung target swasembada pangan.
"Dengan [reaktivasi KA Madura] begitu, Madura akan berkontribusi lebih dalam mewujudkan swasembada pangan, termasuk berdampak pada penurunan kemiskinan dan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) di kawasan Madura mengingat konektivitas dengan kawasan metropolitan Gerbangkertosusila akan menguat," paparnya, Kamis (9/2).
Jalur KA lintas Madura memiliki panjang 225 km. Layanan disetop sejak 1943 segmen Bangkalan-Tunjung (5 km) dan segmen Tunjung-Kwanyar (22 km) ditutup pada 1943 serta segmen Kamalpier-Bangkalan (18 km) dan segmen lainnya per 1984.
Meskipun demikian, merujuk Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019, jalur KA lintas MA rencananya diaktifkan kembali, yang dimulai dari Kamal-Sumenep. Hal ini bertujuan untuk mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di Gerbangkertosusila.