close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Suasana bongkar muat peti kemas saat matahari akan tenggelam di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (5/5/2020). Foto Antara/Mohamad Hamzah/hp.
icon caption
Suasana bongkar muat peti kemas saat matahari akan tenggelam di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (5/5/2020). Foto Antara/Mohamad Hamzah/hp.
Bisnis
Minggu, 07 Juni 2020 22:23

Tol laut gunakan sistem komunikasi logistik saat kenormalan baru

Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan kapal tol laut guna menjaga pasokan logistik nasional.
swipe

Kementerian Perhubungan memastikan pengiriman barang melalui program tol laut akan tetap berjalan di tengah pancemi Covid-19. Seiring berjalannya kenormalan baru (new normal), salah satu strategi yang dilakukan adalah menggunakan sistem komunikasi logistik (logistic communication system/LCS).

"Roda ekonomi harus bergerak dan perusahaan tetap bisa menjalankan bisnisnya, sehingga pemerintah harus hadir untuk memfasilitasi hal tersebut," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt Wisnu Handoko di Jakarta, Minggu (7/6).

Data muatan akan lebih diperketat, sehingga menghilangkan penyimpangan SOP penyelenggaraan program tol laut. Caranya, registrasi dilakukan sesuai KTP dan nomor pokok wajib pajak atau NPWP.

LCS ini dikembangkan PT Telkom. Wisnu menjelaskan, sistem terus diperbarui agar ke depan mampu membantu dan memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi jadwal kapal, melacak posisi kapal, ketersediaan kontainer, shipping order, manifes dan biaya pengiriman, data statistik pengiriman muatan berangkat dan balik hingg harga jual barang kebutuhan pokok dan penting.

Pada informasi muatan dan ruang kapal, pihaknya memfasilitasi proses bisnis pemesanan, pengiriman kontainer, transparansi standardisasi biaya logistik dan disparitas harga barang pokok dan penting.

"Nantinya, tidak hanya menghilangkan kontak fisik, tetapi juga bisa merangsang persaingan sehat karena pelaku usaha bakal saling memantau harga yang diterapkan masing-masing. Para pelaku bisnis wajib mengunggah biaya jasa mereka masing-masing," jelas Wisnu.

Kemenhub berharap agar fasilitas pada masa normal baru dimanfaatkan oleh pelaku usaha perdagangan barang pokok dan penting antarpulau. Terutama untuk meningkatkan volume pengiriman barang.

"Kami apresiasi beberapa kepala daerah sudah membuktikan komitmennya untuk mengirim muatan balik produksi daerah, seperti Morotai, Bitung, Tahuna, Saumlaki. Bahkan ada yang sampai mengirimkan muatan baliknya hingga 54 Teus, yang mayoritas muatan berisi ikan, kayu, kopra, dan lainnya," kata Wisnu.

Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan kapal tol laut guna menjaga pasokan logistik nasional. "Baik Bulog maupun Kemendag memastikan akan melakukan pengiriman beras, gula, minyak goreng, tepung dan lainnya ke berbagai pelosok Nusantara dengan kapal-kapal tol laut," kata Wisnu.

Selama masa pandemi Covid-19, kata dia, kapal barang dan kapal angkutan laut khusus tetap diizinkan beroperasi. Tentu dengan tetap melaksanakan ketentuan protokol kesehatan penanganan Covid-19 dan kriteria pembatasan perjalanan orang yang pelaksanaannya akan diawasi secara lebih ketat. (Ant)

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan