PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas (PUT III ) untuk penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sampai dengan tanggal 31 Desember 2021.
Berdasarkan laporan di keterbukaan informasi BEI, Direktur TPIA Suryandi, menyampaikan bahwa Perseroan memperoleh hasil penawaran umum terbatas HMETD efektif tanggal 20 Agustus 2021 sebesar Rp15,5 triliun.
“Adapun total realisasi biaya penawaran umum sebesar Rp6,89 miliar atau sekitar 0,045% dari jumlah Hasil Penawaran Umum. Dengan demikian TPIA memperoleh hasil bersih penawaran umum sebesar Rp15,49 triliun," ungkapnya, dikutip Alinea.id Jumat (14/1).
Suryandi menambahkan TPIA menyimpan sisa dana hasil penawaran umum HMETD sebesar Rp15,49 triliun dalam bentuk deposito berjangka di Bank dengan tingkat suku bunga dalam US$ 0,25%-0,5% pa dengan jangka waktu 1-6 bulan.
Lebih lanjut dia memaparkan dalam rencananya TPIA akan menggunakan seluruh dana bersih yang diperoleh dari PUT III dengan HMETD untuk pembangunan pabrik baru berupa komplek petrokimia terintegrasi oleh entitas anak Perseroan, CAP-2 yang antara lain terdiri dari pabrik naphta cracker, pabrik polimer serta fasilitas dan utilitas terkait untuk menunjang operasional pabrik di antaranya seperti power supply, boiler, water treatment, jetty dan tangki penyimpanan.
Hal tersebut sejalan dengan strategi TPIA untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha dalam melayani kebutuhan pasar Indonesia. Dana hasil PUT III HMETD akan disalurkan kepada CAP-2 melalui penyertaan modal, selanjutnya realisasi untuk penggunaan sebagaimana yang dimaksud dalam Rencana tersebut sebesar Rp0 atau 0% dari Hasil Bersih.
Nilai transaksi tersebut merupakan salah satu rights issue terbesar yang pernah dilakukan di BEI, dan memberikan dasar ekuitas yang solid bagi Perseroan untuk melanjutkan rencananya mengembangkan CAP2 dengan Neraca Keuangan yang kokoh.
Sebelumnya, Pada Oktober 2021 dari data BEI, Chandra Asri mengumumkan MOU dengan Aramco Trading Company untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk CAP2, langkah lanjut setelah adanya komitmen Thaioil untuk juga memasok nafta dan LPG.
Kompleksitas petrokimia kedua Chandra Asri atau CAP2 merupakan upaya Perseroan dalam menjawab tantangan dan peluang yang muncul dari pertumbuhan permintaan produk petrokimia dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor.
Kompleks terbaru berskala global ini nantinya akan terdiri terintegrasi sepenuhnya dengan pabrik Chandra Asri yang telah ada di Cilegon dan akan terdiri dari Naphtha Cracker, Butadiene, High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), Aromatic (Benzene, Toluene, dan Mixed Xylenes), serta Low Density Polyethylene (LDPE) yang juga akan menjadi pabrik LDPE pertama di Indonesia.
Kompleks CAP2 nantinya akan menambah kapasitas total produksi Perseroan dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi industri petrokimia hilir lokal, mengurangi beban impor, serta mendukung penciptaan lapangan kerja dan cita-cita Industri 4.0 di Indonesia.