Pameran perdagangan internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 resmi dibuka Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Rabu hari ini (16/10), di ICE BSD, Tangerang. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan TEI merupakan ajang mempromosikan produk berkualitas buatan Indonesia ke pasar global.
“Tahun ini kami menargetkan untuk menyambut lebih dari 35.000 eksportir, importir, dan investor. Mudah-mudahan bisa mencapai nilai transaksi dan investasi yang meningkat 15% dari tahun sebelumnya,” kata Enggar di Tangerang, Rabu (16/10).
Enggar melanjutkan, fokus utama penyelenggaraan TEI adalah kerja sama business to business (B2B) yang bersifat jangka panjang dan bertaraf internasional, yang penting untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Dia juga mengaku pemerintah optimistis penyelenggaraan TEI tahun ini akan memperoleh capaian positif seperti tahun lalu.
“Meskipun saat ini kita menghadapi tantangan global yang semakin dinamis dan kompetitif di tengah perlambatan ekonomi dunia, ada ribuan buyers yang siap meramaikan arena TEI 2019," kata dia.
Enggar mengungkapkan, telah terjadwal sekitar 84 penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan 25 negara dari program misi pembelian (buying mission), di antaranya Jepang, Malaysia, Spanyol, Somalia, India, dan Australia.
Berbagai produk yang diminati beberapa negara tersebut antara lain batu bara, sarang burung walet, kertas, kopi, plastik, minyak nabati, sayuran dan buah-buahan, makanan laut, makanan olahan, hasil perkebunan, boneka, rempah-rempah, karet, arang kelapa, minyak kelapa murni (VCO), alat kesehatan, besi baja, dan baja anti karat.
"Kami optimistis TEI tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu. Melalui kegiatan penjajakan bisnis (business matching), diharapkan tercipta lebih banyak lagi kerja sama bisnis antara buyer dan peserta pameran sehingga dapat memperluas jaringan pemasaran ke mancanegara," ujar dia.
Pada TEI 2019 tercatat ada 1.497 perusahaan nasional yang memamerkan produk dan jasa terbaik di Indonesia, mulai dari produk manufaktur, produk kreatif inovatif, industri strategis, hingga kerajinan. Hingga 15 Oktober 2019, telah terdaftar 6.025 buyers dari 120 negara.
Negara-negara dengan jumlah buyers terbanyak selain Indonesia yaitu Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, Tiongkok, India, Thailand, Amerika Serikat (AS), Filipina, dan Sri Lanka. Adapun dari jumlah buyers yang telah mendaftar tersebut, ada 10.079 permintaan terhadap produk unggulan Indonesia, yaitu kopi, makanan dan minuman dalam kemasan, produk bahan makanan, tekstil dan garmen, serta kerajinan tangan.