close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo. Dokumentasi PLN
icon caption
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo. Dokumentasi PLN
Bisnis
Selasa, 01 November 2022 21:38

Transisi energi, PLN teken pembiayaan hijau senilai US$750 juta

Pembiayaan tersebut diperoleh dari bank internasional dan multinasional.
swipe

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menandatangani mandate letter senilai US$750 juta dari delapan bank internasional dan multinasional. Ini sebagai bentuk dukungan PLN pada sejumlah proyek transisi energi hijau yang akan digarap perseroan.

Mandat pembiayaan hijau ini ditandatangani Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, dengan delapan pimpinan bank. Prosesi disaksikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam rangkaian acara "Energy Transition Day" di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (1/11).

Darmawan menjelaskan, PLN melakukan sejumlah inisiatif dalam mendukung agenda dekarbonisasi dengan memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan gencar membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Dalam mengejar target carbon neutral, PLN menyambut dukungan internasional dari sisi pembiayaan.

"Kami berencana menggunakan sepenuhnya pembiayaan ini untuk mendukung pembangunan program-program berbasis EBT," katanya dalam keterangannya, Selasa (1/11).

Darmawan menambahkan, dukungan internasional dan kolaborasi diperlukan dalam mendukung misi PLN menyukseskan transisi energi di Indonesia. Penandatangan mandate letter tersebut dianggap sebagai bentuk kepercayaan dan dukungan kreditur dan investor global.

Delapan bank yang memperoleh mandat pembiayaan hijau ini adalah Bank of China, China Construction Bank, CIMB, DBS Bank, PT Bank Mizuho Indonesia/Mizuho Bank Ltd, OCBC, Sumitomo Mitsui Banking Corporation/Bank BTPN, dan United Overseas Bank (UOB).

Dalam mendukung transisi energi hijau, PLN telah meluncurkan peta jalan (roadmap) pensiun dini PLTU hingga 3,5 gigawatt (GW). Jumlah ini lebih besar dari pensiun alami sesuai umur ekonomis pembangkit batu bara yang sebesar 3,2 GW pada 2040.

Selain itu, PLN telah mengurangi kapasitas PLTU dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari 27 GW menjadi 13,9 GW.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan