close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
BUMN Migas PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana investasi sebesar US$2,5 miliar atau sekitar Rp35,3 triliun pada 2019. / Facebook
icon caption
BUMN Migas PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana investasi sebesar US$2,5 miliar atau sekitar Rp35,3 triliun pada 2019. / Facebook
Bisnis
Jumat, 18 Januari 2019 02:41

Turun, Pertamina siapkan investasi Rp35,3 triliun

BUMN Migas PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana investasi sebesar US$2,5 miliar atau sekitar Rp35,3 triliun pada 2019.
swipe

BUMN Migas PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana investasi sebesar US$2,5 miliar atau sekitar Rp35,3 triliun pada 2019.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan, dana belanja modal (capital expenditure/Capex) itu untuk menggenjot kegiatan hulu migas dan panas bumi di seluruh lapangan yang dioperasikan Badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.

"Tahun ini, anggaran investasi hulu mencapai US$2,5 miliar, sedangkan realisasi anggaran investasi tahun 2018 adalah US$2,9 miliar," kata dia  pada Media Workshop Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) di Jakarta, Kamis (17/1).

Ia mengatakan jika dibandingkan dengan tahun lalu, maka anggaran investasi tahun ini memang mengalami penurunan.

Kondisi tersebut, menurut dia, bukan karena Pertamina ingin mengurangi kegiatan, namun lebih sebagai upaya efisiensi perseroan.

Upaya efisiensi itu antara lain dilakukan untuk Proyek Jimbaran Tiung Biru, yang biaya investasinya bisa dihemat dari US$2,4 miliar menjadi US$1,5 miliar.

Ia menambahkan anggaran investasi tersebut juga akan dipakai untuk kegiatan pengeboran yang ditargetkan mencapai 103 sumur pada 2019.

"Itu artinya, kegiatan pengeboran sumur akan dilakukan setiap tiga hari sekali. Ini membutuhkan SDM yang andal," katanya.

Menurut dia, untuk tahun ini, kegiatan investasi hulu migas difokuskan pada dua provinsi yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Hal itu karena sejumlah blok migas strategis berada di wilayah tersebut seperti Blok Mahakam, Sanga-Sanga, dan East Kalimantan.

"Blok-blok migas di Kaltara dan Kaltim diharapkan bisa menjaga kesinambungan pasokan migas ke kilang minyak Refinery Unit (RU) Balikpapan dan kilang LNG di Bontang yang juga dikelola Pertamina," kata Dharmawan.

Masih di wilayah Kalimantan, lanjutnya, Pertamina ikut dalam proyek pengembangan lapangan laut dalam Merakes, bekerja sama dengan kontraktor Eni Indonesia Ltd.

Selain itu, melalui PT Pertamina EP akan melakukan uji coba teknologi produksi lanjutan (enhanced oil recovery/EOR) dengan karbon dioksida (C02) di Lapangan Sukowati, Jawa Timur.

Dengan teknologi EOR itu, Pertamina berharap dapat meningkatkan produksi Sukowati.

Saat ini, produksi minyak Sukowati berhasil naik dari 6.000 barel per hari (BOPD) menjadi 10.000 BOPD.

Melalui berbagai kegiatan investasi tersebut, Pertamina menargetkan produksi hulu tahun ini bisa mencapai 922.000 barel setara minyak per hari (BOEPD) atau meningkat sedikit dari realisasi tahun lalu yang mencapai 921.000 BOEPD.

Untuk minyak tahun ini ditargetkan 414.000 BOPD, dari realisasi tahun lalu 392.000 BOPD.

Sementara gas tahun ini targetnya 2.943 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari tahun lalu mencapai 3.054 MMSCFD.

Sementara untuk produksi siap jual (lifting) Pertamina, tahun ini ditargetkan 735.000 BOEPD yang terdiri atas minyak 363.000 BOPD dan gas 2.160 MMSCFD.

Target tersebut meningkat dari capaian lifting tahun lalu sebesar 718.000 BOEPD. (Ant).

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan