PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mencatatkan perlambatan penjualan domestik sebesar 7,3% secara tahunan di semester I-2021. Penjualan bersih perseroan tercatat sebesar Rp20,2 triliun di kuartal II-2021, turun dari Rp21,7 triliun secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Dengan dampak dari Covid-19 yang masih belum surut, emiten berkode saham UNVR ini tetap mencatatkan laba bersih sebesar Rp3 triliun, dengan kategori makanan yang menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan. Laba bersih ini turun 15,8% dari Rp3,6 triliun secara YoY.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menyampaikan, pertumbuhan pasar FMCG belum sepenuhnya pulih, karena pandemi Covid-19 menyebabkan konsumen masih berhati-hati dalam memilih pola konsumsi di beberapa kategori kebutuhan dasar.
"Berbagai tantangan tersebut tentunya memengaruhi tingkat pertumbuhan dari perseroan. Kondisi ini juga ditambah dengan kenaikan harga komoditas yang mulai memengaruhi biaya produk,” kata Ira dalam keterangan resminya, Kamis (22/7).
Memilih untuk fokus pada masa depan, Ira menjelaskan untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, perseroan memiliki strategi yang menyeimbangkan keberlangsungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang.
Pihaknya saat ini memiliki lima strategi prioritas, yaitu mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment, serta memperkuat kepemimpinan dalam inovasi dan future channel. Lalu, perseroan juga akan menerapkan E-Everything di semua lini, termasuk penjualan, operasional, dan pengolahan data, serta tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan.
Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama lebih dari 87 tahun, Ira mengatakan, UNVR telah membuktikan keberhasilan dalam membangun merek-merek dengan kesuksesan secara jangka panjang di berbagai kategori. Saat ini, Unilever Indonesia adalah market leader di setidaknya 12 kategori industri FMCG.
Ira menjelaskan, seiring dengan dinamika segmen konsumen tanah air terkini, perseroan akan menjawab kebutuhan konsumen di value segment seperti Bango dengan harga Rp3.000, dan juga premium segment melalui berbagai inovasi yang digerakkan oleh pakar-pakar terbaik di bagian product research and development di berbagai kategori.
Beberapa inovasi dalam premium segment yang telah dan akan diluncurkan dalam waktu dekat, antara lain termasuk peluncuran Baby Dove untuk meraih potensi besar di market bayi, dan peluncuran range Sensitive Expert berkekuatan teknologi terdepan Active Remin Complex, hasil dari 10 tahun riset bersama Dokter Gigi kelas dunia. UNVR juga meluncurkan daging vegetarian The Vegetarian Butcher dari Unilever Food Solutions (UFS), untuk menjawab demand opsi makanan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Sementara itu, proses produksi, pengiriman, dan penjualan yang terintegrasi melalui strategi E-Everything, akan memastikan infrastruktur operasional yang lebih mulus dan tahan banting, dengan jangkauan lebih luas. Toko-toko kelontong dalam ekosistem perseroan saat ini sudah bertransaksi menggunakan aplikasi Sahabat Warung. Selain itu, official store perseroan juga telah dan terus bertumbuh di berbagai platform e-commerce terdepan di Indonesia.
Ira juga menuturkan, sejalan dengan komitmen global yang tertuang dalam Unilever Compass, perseroan akan terus menjadi yang terdepan dalam praktik bisnis berkelanjutan.
“Praktik yang bertanggung jawab dan berkelanjutan bukan lagi strategi pendukung, melainkan strategi utama untuk pertumbuhan bisnis kami,” ucap dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan meski paruh pertama 2021 masih penuh tantangan, pihaknya optimistis dengan strategi perseroan untuk menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan secara jangka panjang.
"Ini adalah masa yang tidak mudah dilalui bagi kita semua. Akan tetapi, perseroan telah dan akan terus bersama Indonesia. Kami optimistis jika semua pihak menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh, bersama kita akan melewati masa sulit ini dan perekonomian Indonesia akan kembali bangkit,” tutur Ira.