PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan) mencatat pada kuartal I-2021 perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun dan peningkatan marjin laba sebelum pajak melalui optimalisasi dalam beberapa aspek, termasuk langkah-langkah penekanan biaya operasional.
Laba bersih tersebut berasal dari penjualan bersih (unaudited) pada kuartal I-2021 yang tercatat sebesar Rp10,3 triliun yang ditopang oleh penjualan makanan dengan pertumbuhan 3,7%.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menyampaikan, meski di tengah pandemi yang berkepanjangan, perseroan tetap berfokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang.
"Hal itu ditentukan oleh tiga prioritas utama kami yaitu ketersediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, keselamatan dan kesejahteraan karyawan, dan berkontribusi pada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah agar Indonesia segera bangkit lebih kuat pasca pandemi," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/4).
Menyikapi penurunan daya beli masyarakat sebagai dampak dari resesi berkepanjangan, perseroan menempatkan perhatian pada aspek preferensi harga dan ukuran kemasan yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.
Misalnya, Lifebouy sabun cair kemasan Rp5.000 (harga rekomendasi) dan Bango kemasan Rp3.000 (harga rekomendasi).
Di samping itu, menjawab kebutuhan konsumen yang terus bergerak dinamis, di kuartal I-2021 perseroan juga meluncurkan berbagai inovasi untuk menjawab preferensi kebutuhan konsumen di masa pandemi di antaranya Pepsodent Sensitive Mineral Expert, Zwitsal Hypoallergenic Formulation, dan peluncuran kembali Buavita dengan formulasi baru yang mengandung 100% Vitamin C kebutuhan harian untuk bantu jaga daya tahan tubuh.
Ira menambahkan, dengan pengalaman dan kejelian perseroan menjawab potensi pertumbuhan konsumen muslim tanah air, perseroan mendapat kepercayaan dari induk usaha Unilever global untuk menjadi pusat pengembangan produk untuk konsumen muslim.
Kepercayaan tertuang melalui Unilever Muslim Centre of Excellence (MCOE) yang diluncurkan baru-baru ini. Inovasi ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah karena sejalan dengan visi Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2024.
Secara nasional, pemerintah masih mencatatkan pertumbuhan yang positif pada sektor industri halal, khususnya produk makanan, farmasi, kosmetik, dan kebutuhan rumah tangga.
Lewat Unilever MCOE, Perseroan diharapkan mampu menjawab kebutuhan konsumen muslim di Indonesia, dan sekaligus menangkap peluang ekspor ke pasar global.
Perseroan tetap konsisten berkontribusi nyata untuk masyarakat Indonesia melalui berbagai program. Misalnya, menjaga kebersihan 3.000 masjid di penjuru tanah air selama Ramadan dalam kerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Perseroan yakin bahwa dengan perbaikan kondisi kesehatan secara umum seluruh aspek perekonomian akan berangsur pulih dan kembali bertumbuh ke arah positif.
“Meski masih penuh tantangan, 2021 juga diharapkan menjadi tahun pemulihan. Kami optimis bahwa Perseroan dapat mengatasi berbagai tantangan dan siap menyambut dengan maksimal begitu momentum pemulihan ekonomi tiba,” ujar Ira.