Emiten alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR) tengah membidik akuisisi tambang emas baru. Tahun lalu, perseroan telah mengakuisisi 95% saham tambang emas Martabe di Sumatera Utara.
Direktur Keuangan UNTR Iwan Hadiantoro mengatakan pihaknya ingin mencari tambang emas yang berkontribusi pada total pendapatan sebesar 15% seperti Martabe.
"Kami ingin mencari yang ukurannya seperti di Martabe, tapi itu kan tidak gampang," ujar Iwan dalam paparan publik di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/8).
Sementara itu, Presiden Direktur UNTR Frans Kesuma mengatakan banyak faktor yang diperhatikan UNTR saat akan mengakuisisi tambang. Selain faktor jumlah cadangan emas, faktor non teknis seperti lokasi tambang berada di hutan lindung juga diperhatikan.
"Apakah cadangannya cukup mudah diakses atau enggak? Karena biasanya tambangnya bagus tapi cadangannya tinggal sedikit, itu tak menjadi target kami," kata Frans.
Dia menjelaskan, mengelola tambang emas, baik yang berukuran besar atau pun kecil memiliki kerepotan sama, tetapi memiliki hasil yang berbeda.
Selain itu, anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) itu juga menghindari emas aluvial yang bisa diayak dan diambil dengan mudah. Menurut Frans, emas aluvial hanya akan mengundang pihak lain yang tak memiliki izin untuk ikut menambang.
"Kapan akan dapat tambang lagi? Tentu tergantung ketersediaan tambang yang ada di Indonesia. Tetap kami pelajari setiap penawaran dari pemilik tambang," tutur Frans.
Sementara untuk produksi emas tahun ini, UNTR tetap berpatokan pada target awal sejumlah 400.000 ounce.
"Walaupun harga emas naik, kami tak merevisi peningkatan produksi karena dibatasi oleh beberapa hal," kata Frans.
Pertama, produksi emas dibatasi oleh kapasitas tambang untuk memproduksi ore lebih banyak. Kemudian faktor kedua, UNTR dibatasi oleh processing plant perseroan.
Sebagai informasi, United Tractors mengakuisisi 95% saham PT Agincourt Resources lewat PT Danusa Tambang Nusantara. Nilai akuisisi saat itu mencapai US$1,2 miliar setara Rp17 triliun.