Upah buruh naik, daya beli diprediksi meningkat

Daya beli masyarakat diprediksi meningkat seiring naiknya upah nominal buruh pada Januari 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah buruh bangunan bukan mandor naik 0,89% dari Rp 84.454 per hari pada Desember 2017 menjadi Rp 85.206 per hari pada Januari 2018.

Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan upah riil buruh bangunan bukan mandor juga naik sebesar 0,26% pada periode yang sama.

Upah nominal harian buruh tani nasional juga tercatat naik 1,07% pada Januari 2018 dibandingkan upah buruh tani Desember 2017 yang hanya Rp 50.568.

"Namun, upah riil buruh tani turun tipis 0,15% akibat inflasi di pedesaan yang mencapai 1,12% pada Januari 2018, sehingga perlu jadi perhatian bersama," ujar Suhariyanto, Jakarta. 

Suhariyanto mengatakan perubahan upah riil menggambarkan perubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh seperti buruh tani dan buruh informal perkotaan, yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Semakin tinggi upah riil, maka semakin tinggi daya beli upah buruh, atau sebaliknya. 

Kenaikan upah pada Januari diprediksi akan meningkatkan daya beli masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian, konsumsi rumah tangga tetap terjaga sehingga angka pertumbuhan ekonomi akan merangkak naik. 

"Daya beli bisa terjaga apabila laju inflasi rendah, sehingga stabilisasi harga-harga menjadi kunci penting. Sebab apabila pendapatan naik, namun inflasi tinggi, maka sama saja dan tidak akan ada artinya. Kami berharap tentunya pendapatan naik, tapi inflasi terjaga sehingga daya beli meningkat," terangnya.