close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Koordinator Padi Irigasi dan Rawa Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Rachmat. YouTube Alinea.ID
icon caption
Koordinator Padi Irigasi dan Rawa Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Rachmat. YouTube Alinea.ID
Bisnis
Senin, 17 April 2023 19:31

Upaya Kementan dorong peningkatan produksi beras dalam negeri

Berdasarkan data BPS terkait kondisi produksi pada Januari-Mei 2023, produksi beras mencapai 15,48 juta ton.
swipe

Pemerintah terus mengupayakan pemenuhan konsumsi pangan dari produksi pangan dari dalam negeri, termasuk beras. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi beras tiap tahun.

Koordinator Padi Irigasi dan Rawa Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Rachmat, mengungkapkan, upaya peningkatan produksi beras itu dilakukan lewat dua cara. Kedua skema tersebut, yakni peningkatan produktivitas dan perluasan luas tanam atau panen.

"Karena yang namanya produksi adalah produktivitas dinaikkan atau luas tanamnya yang dinaikan. Ini yang terus kita lakukan setiap tahun agar produksi terus naik," kata Rachmat dalam Alinea Forum bertajuk "Memperkuat CBP dari Pengadaan Dalam Negeri" yang ditayangkan daring, Senin (17/4).

Diungkapkan Rachmat, peningkatan produktivitas dilakukan melalui penggunaan benih varietas unggul baru dengan potensi hasil yang lebih baik. Kemudian, Kementan juga melakukan inovasi teknologi, mulai dari mekanisasi hingga perubahan model budidaya yang dilakukan petani. Selain itu, dilakukan juga peningkatan indeks pertanaman yang saat ini rerata baru 1,5.

Sementara untuk perluasan areal tanam, Kementan berupaya untuk meningkatkan luas areal agar bisa ditanami padi. Antara lain melalui tumpang sari tanaman sela di antara tanaman utama, memanfaatkan lahan-lahan peremajaan, serta menanam padi di bawah tegakan tanaman tahunan.

"Pergantian komoditas ini juga kita dorong. Kemudian pemanfaatan lahan telantar dan juga lahan eks tambang juga kita bisa coba akses, yang kemudian itu bisa dimanfaatkan untuk tanam padi," tutur Rachmat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kondisi produksi pada Januari-Mei 2023, luas area panen mencapai 5,12 juta hektare, produksi gabah 26,88 juta ton yang setara produksi beras 15,48 juta ton. Dari lokasi-lokasi panen yang terdata di BPS, kata Rachmat, diharapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog dapat berkoordinasi dengan pihak terkait di daerah.

"Untuk kemudian bisa memetakan lebih detail lokasi-lokasi yang terjadi panen, dan kita harapkan di lokasi-lokasi inilah bisa terjadi serapan gabah untuk cadangan beras pemerintah," ujar dia.

Ditambahkan Rachmat, sempat terjadi fluktuasi komoditas beras pada 2022. Di mana, ada surplus dan juga defisit pada musim panen tahun lalu. Ia menekankan bahwa fluktuasi yang terjadi mengikuti siklus tanam komoditas.

Rachmat menyebut, surplus panen bulanan tiga bulan pada tahun lalu mampu memenuhi kebutuhan pangan untuk satu tahun dan mengatasi defisit. Begitu juga di 2023, surplus di tiga bulan pertama, yakni Februari hingga April, akan mampu mengatasi defisit di bulan-bulan berikutnya.

"Sehingga harapan kami adalah tata kelola terkait serapan gabah (di saat surplus) itu bisa dioptimalkan di puncak panen raya ini," pungkas Rachmat.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan