close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGN) berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk global bond. / Antara Foto
icon caption
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGN) berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk global bond. / Antara Foto
Bisnis
Kamis, 08 Agustus 2019 14:15

Usai akuisisi Pertagas, PGN akan terbitkan global bond

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGN) akan mencari pendaan setelah mengeruk kas untuk akuisisi Pertagas.
swipe

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGN) berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk global bond. Pendanaan tersebut dilakukan PGN setelah tahun lalu mengeluarkan banyak biaya untuk mengakuisisi Pertagas.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan ketika mengakuisisi Pertagas, PGN sepenuhnya menggunakan dana sendiri sejumlah US$1,3 miliar. Akuisisi tersebut merupakan rangkaian dari pembentukan Holding BUMN Migas yang dibentuk 11 April 2018.

"Kami mengakuisisi 51% saham Pertagas tahun lalu menggunakan dana sendiri semuanya," ujar Gigih di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Kamis (8/8).

Untuk menyeimbangkan dana perusahaan usai akuisisi, emiten berkode PGAS ini telah mendapatkan pinjaman jangka pendek atau bridging sebesar US$350 juta dari Bank Mandiri pada bulan Februari lalu. 

Pinjaman ini, kata Gigih, untuk memenuhi kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan yang ditargetkan sebesar US$500 juta tahun ini.

"Karena capex kita di 2019 ini kan targetnya sekitar US$500 juta, namun realisasi semester I kan masih di bawah itu ya. Kalau nanti memang ada kebutuhan yang lebih, tentunya kita akan coba informasikan ke pasar lagi," tutur Gigih. 

Gigih melanjutkan, melihat keberhasilan Pertamina dan PLN mendapatkan surat utang dengan bunga bagus berjangka 10-30 tahun, membuat PGN ingin melakukan hal yang serupa. Namun demikian, Gigih belum mau menyebut kisaran angka dari global bond yang akan diterbitkan perseroan.

"Yang jelas bridging kemarin US$350 juta itu kan untuk jangka pendek, nanti harus kita ganti lagi dengan yang lebih panjang. Tapi kita masih kaji dulu," kata Gigih.

Sementara, untuk alternatif pendanaan lain seperti right issue, Gigih mengatakan PGN tak memiliki rencana untuk melakukan hal tersebut. 

"Memang ada komposisi saham milik pemerintah dan publik, sehingga pembiayaan modal PGN dibiayai pemerintah dan publik. Kalaupun nanti PGN memutuskan melakukan equity financing, itu di level project, bukan di level korporasi," ujar Gigih. 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan