close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama NFC Indonesia Abraham Theofillus, mengatakan perseroan bakal menggarap bisnis sebagai digital exchange hub, dengan melalukan pengembangan atas empat platform. / Perseroan
icon caption
Direktur Utama NFC Indonesia Abraham Theofillus, mengatakan perseroan bakal menggarap bisnis sebagai digital exchange hub, dengan melalukan pengembangan atas empat platform. / Perseroan
Bisnis
Selasa, 03 Juli 2018 21:30

Usai IPO, NFC Indonesia bakal garap e-commerce

Perusahaan digital PT NFC Indonesia segera menggelar IPO dengan harga saham Rp1.850 per lembar pada Juli 2018.
swipe

Perusahaan digital PT NFC Indonesia segera menggelar IPO dengan harga saham Rp1.850 per lembar pada Juli 2018.

Rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), anak usaha dari perusahaan distribusi digital PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) dengan menawarkan maksimum 166.667.500 saham baru, setara 25% dari modal disetor. Pencatatan di PT Bursa Efek Indonesia pada 12 Juli 2018.

Direktur Utama NFC Indonesia Abraham Theofillus, mengatakan perseroan bakal menggarap bisnis sebagai digital exchange hub, dengan melalukan pengembangan atas empat platform. 

"Kita akan kembangkan bursa digital digital exchange, bursa iklan digital, bursa platform komunikasi, media, dan hiburan," ujarnya saat paparan publik di Gedung BEI, Kawasan SCBD Jakarta, Selasa (3/7).

Dia menjelaskan, salah satu usaha media dan hiburan, perusahaan memperkenalkan OONA TV. Televisi aplikasi dan video gratis ini dinauingi oleh anak usahanya, PT Oona Media Indonesia.

Oona dikelola oleh salah satu anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), yaitu Metranet. Platform yang dikelola Metranet ini memiliki tayangan kanal televisi lokal dan internasional. 

Selain Oona TV, PT NFC Indonesia juga bakal meluncurkan dua platform yakni SelaluAda.com dan Tawarin.com. SelaluAda bergerak pada jual beli barang baru. Sedangkan Tawarin fokus pada penjualan barang bekas. Kedua e-commerce ini bakal mengandalkan Quick Respone (QR) Code untuk pemasaran produknya.

Pada kesempatanyang sama, Komisaris Utama NFC Indonesia, Suryandy Jahja, mengatakan NFC menempatkan IPO sebagai strategi awal untuk mempercepat perkembangan usaha perseroan menjadi digital exchange hub terbesar di Indonesia.

"Tujuannya agar Perseroan dapat berperan penting dalam keseharian gaya hidup masyarakat Indonesia yang tech-savvy," pungkasnya

Berdasarkan laporan keuangan NFC Indonesia, pada 2017 calon emiten di BEI ini mencetak laba bersih Rp65 juta. Padahal, tahun sebelumnya tidak mencetak laba dan pada 2015 membukukan rugi bersih Rp224 juta. Adapun keberhasilan NFC Indonesia meraih laba antara lain didukung pencapaian total pendapatan Rp95,55 miliar pada akhir 2017.

Pemegang saham NFC Indonesia sebelum IPO, meliputi PT Kresna Jubileum Indonesia sebesar 35%, PT Nusantara Teknologi Perkasa 25%, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) 20%, PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) 10%, dan PT 1 Inti Dot Com sebanyak 10%.

Setelah IPO rampung, komposisi saham Kresna Jubileum Indonesia akan berubah menjadi 26,25%, Nusantara Teknologi Perkasa 18,75%, M Cash 15%, lalu Kresna Graha Investama dan 1 Inti Dot Com masing-masing akan menggenggam saham sebanyak 7,5%. Sedangkan sisanya akan dipegang oleh publik.

PT Kresna Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sinarmas Sekuritas ditunjuk perseroan sebagai penjamin pelaksana emisi saham. Dengan dana yang diperoleh melalui IPO, Perseroan berencana untuk menggunakan 60% untuk modal kerja, 30% untuk beragam investasi digital termasuk perkembangan TI, dan 10% sisanya untuk investasi pada sumber daya manusia.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan