close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengelola RPTRA Rustanti, Ahmad Sulaeman memeriksa bayam yang ditanam dengan sistem hidroponik di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta, Selasa (5/5/2020).Foto Antara/Dhemas Reviyanto/hp.
icon caption
Pengelola RPTRA Rustanti, Ahmad Sulaeman memeriksa bayam yang ditanam dengan sistem hidroponik di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta, Selasa (5/5/2020).Foto Antara/Dhemas Reviyanto/hp.
Bisnis
Selasa, 04 Mei 2021 09:32

Wapres Ma'ruf Amin dorong masyarakat tekuni dunia pertanian

Ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan seperti yang tertulis pada Pasal 27 UUD 1945, dan dinilai sebagai hak asasi manusia.
swipe

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, mengajak masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia pertanian, khususnya budi daya dan bercocok tanam. Ajakan ini disampaikan Wapres dalam Seminar Ketahanan Pangan Nasional yang digelar di Hotel Gran Melia, Jakarta melalui virtual zoom, Senin (3/4).

"Marilah keluarga Indonesia berkegiatan tani atau cocok tanam. Ajak anggota keluarga menanam sayur, kacang-kacangan, atau buah-buahan, demi ketahanan pangan di rumah," katanya.

Menurut Wapres, hanya dengan cara itu ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik, sehingga ke depan Indonesia mampu menghasilkan generasi sehat sebagai calon penerus bangsa.

"Dengan terjaminnya ketersediaan pangan, anak-anak akan mendapat asupan gizi yang sehat, nutrisi yang baik dan tubuh yang sehat pula sebagai calon penerus bangsa," katanya.

Wapres mengatakan, ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan seperti yang tertulis pada Pasal 27 UUD 1945, dan dinilai sebagai hak asasi manusia.

"Hak untuk memperoleh pangan adalah hak asasi manusia, seperti tertulis di Pasal 27 UUD 1945 dan deklarasi Roma," katanya.

Wapres menambahkan, ke depan tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan semakin tinggi, mengingat dari tahun ke tahun, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia semakin banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian yang semakin menipis.

"Karena itu kewajiban pemerintah berhadapan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini, populasi Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa, dan di 2045 diperkirakan menjadi 319 juta jiwa. Penduduk bertambah, lahan berkurang. Alih fungsi lahan jadi isu serius yang berimbas pada kesejahteraan petani dan semua ekologi," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menambahkan, perlahan tetapi pasti pertanian Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang makin baik. Ini terlihat dari jumlah produksi yang kian hari kian surplus.

"Saya mau bilang kalau pertanian Indonesia saat ini semakin baik, bahkan jumlah dalam setiap panen selalu surplus. Insyaallah kita bisa menjaga ketersediaan pangan," tutupnya.

Sejalan dengan hal ini, Jumlah petani di Indonesia disebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengalami penambahan hingga 8 juta orang. Penambahan sebanyak ini dikatakan Syahrul karena kondisi pandemi Covid-19.

Pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun ini disebut telah membuat banyak orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Banyak dari mereka pulang kampung menjadi petani. Karena itu pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat berkontribusi positif saat pandemi. Kebutuhan pangan yang terus meningkat membuat sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas.

img
Tri Kurniawan
Reporter
img
Tri Kurniawan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan