close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Vnexpress
icon caption
Ilustrasi. Foto: Vnexpress
Bisnis
Senin, 01 Juli 2024 19:11

Warga Thailand dan Vietnam serbu toko emas, tanda apa?

Antrean tidak terlihat di negara-negara seperti Singapura, yang mata uang dan perekonomiannya tetap stabil.
swipe

Konsumen yang cemas di Vietnam dan Thailand bergegas membeli emas. Sejumlah analis menilai fenomena ini sebagai sebuah tanda meningkatnya kekhawatiran di Asia atas devaluasi mata uang terhadap dolar AS, inflasi, dan ketidakpastian geopolitik.

Antrean pembeli yang menunggu untuk membeli logam kuning ini telah terjadi di luar bank-bank di negara-negara Asia Tenggara selama berbulan-bulan. Hal ini menggarisbawahi meningkatnya ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik yang melanda wilayah tersebut.

“Apa yang mereka coba lakukan adalah melindungi diri mereka dari depresiasi mata uang lokal,” kata pakar pasar komoditas dan keuangan yang berbasis di Singapura, Michael Langford, disitat South China Morning Post.

Permintaan emas di Asia Tenggara telah mendorong kenaikan harga selama enam hingga 12 bulan terakhir, kata Langford, yang merupakan direktur eksekutif konsultan perusahaan Airguide International.

Harga emas telah melonjak ke level tertinggi baru tahun ini, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar US$2.450 per ounce pada bulan Mei.

Di China juga, berkurangnya kepercayaan terhadap pasar properti dan saham telah menyebabkan investor memburu emas sebagai aset safe-haven.

Kecemasan atas gejolak ekonomi, ketidakamanan geopolitik, dan devaluasi mata uang memicu perpindahan ke emas, yang merupakan investasi safe-haven tradisional.

Seperti dong Vietnam, baht Thailand juga terdepresiasi sekitar 10 persen terhadap dolar AS sejak tahun 2022. Inflasi mencapai 1,54 persen pada bulan Mei, tertinggi sejak April tahun lalu, menurut data valuta asing dan pasar.

Investor China juga mendukung harga emas karena mereka ikut serta dalam hiruk pikuk pembelian. Video di TikTok dan Douyin di China daratan menunjukkan kerumunan orang mengantri untuk membeli emas di kota-kota seperti Shenzhen.

Antrean tidak terlihat di negara-negara seperti Singapura, yang mata uang dan perekonomiannya tetap stabil. Namun, pengecer di kota Little India melaporkan bahwa pelanggan secara teratur membeli emas untuk melakukan lindung nilai terhadap potensi perubahan suku bunga.

menurut laporan Reuters, Secara global, harga emas bertahan stabil pada hari Senin setelah data menunjukkan inflasi AS mereda, memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan mulai memotong suku bunganya tahun ini.(scmp,vnexpress)

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan