Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), mencatatkan penurunan kinerja selama tahun 2020. Dalam laporan keuangan perseroan yang terbit Jumat (26/3), pendapatan Waskita Karya pada 2020 tercatat ambles hingga 48,41% menjadi Rp16,19 triliun, dari Rp31,38 triliun pada 2019.
Waskita juga mencatat beban pokok pendapatan yang lebih besar daripada pendapatan usaha pada 2020. Pos beban pokok pendapatan Waskita Karya pada 2020 tercatat sebesar Rp18,16 triliun. Beban pokok pendapatan ini memang turun dari tahun 2019 yang sebesar Rp25,7 triliun.
Dengan menurunnya pendapatan usaha perseroan dan beban yang lebih besar, perseroan pada 2020 tercatat mengalami rugi kotor senilai Rp1,97 triliun, dibanding 2019 yang mencatatkan laba kotor Rp5,6 triliun.
Waskita juga mencatatkan rugi sebelum beban keuangan, bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp4,33 triliun di 2020. Tahun lalu, pos tersebut mencatatkan laba sebesar Rp5,23 triliun.
Dengan demikian, rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan sebesar Rp7,37 triliun, dengan jumlah rugi bersih per saham dasar sebesar Rp543,58. Adapun pada 2019, emiten berkode saham WSKT ini mencatatkan laba bersih senilai Rp938 miliar dengan laba bersih per saham dasar Rp69,11.
Per 31 Desember 2020, WSKT mencatatkan penurunan total aset menjadi Rp105 triliun, dari Rp122 triliun dibandingkan 2019. Total liabilitas perseroan per akhir 2020 juga tercatat menurun menjadi Rp89 triliun, dari Rp93 triliun di akhir 2019.
Begitu pula dengan jumlah ekuitas perseroan yang turun menjadi Rp16,5 triliun pada 2020, dari Rp29,1 triliun di akhir 2019.
Keluarnya laporan keuangan ini disambut dengan aksi jual investor terhadap saham WSKT di bursa saham. Tercatat, pukul 10.20 WIB, saham WSKT turun 10 poin atau 0,74% ke harga Rp1.345 per saham. Saham WSKT tercatat memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp18,2 triliun.