PT Waskita Karya (Persero) Tbk. akan menjual kepemilikan sahamnya di empat ruas jalan tolnya. Penjualan tersebut dilakukan untuk mengembalikan investasi yang hampir 70%-nya didanai oleh pinjaman.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan hingga kuartal I-2020, total utang yang harus dilunasi atau liabilitas berjumlah Rp89 triliun. Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal I-2020, utang perusahaan yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker WSKT itu turun tipis 4,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp93 triliun.
"Kalau divestasi kembali, ini akan mengembalikan total utang, karena hampir 70% pengadaan investasi tol ini didanai pinjaman," tutur Destiawan saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (1/7).
Keempat tol yang akan didivestasi oleh Waskita tersebut adalah Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu), Tol Kanci-Pejagan, dan Tol Pejagan-Pemalang. Sementara satu tol lagi, yaitu Tol Cibitung-Tanjung Priok akan didivestasi dengan skema mengurangi kepemilikan saham dari mayoritas menjadi minoritas.
Destiawan memprediksi divestasi keempat tol perseroan tersebut bisa terlaksana pada tahun ini. Apabila terealisasi, perseroan bisa mengembalikan jumlah ekuitas atau modal yang turun. Hingga kuartal I-2020, ekuitas WSKT tercatat turun menjadi Rp116 triliun, dari Rp122 triliun pada Desember 2019.
Destiawan mengakui, dari empat entitas anak usaha yang dimiliki Waskita secara langsung, Waskita Toll Road yang telah mengoperasikan 16 Badan USaha Jalan Tol (BUJT) tercatat mengalami kerugian. Per kuartal I-2020, Waskita Toll Road tercatat mengalami kerugian Rp154 miliar, dibanding dengan anak usaha Waskita lainnya, yaitu Waskita Beton Precast (WSBP) dan Waskita Karya Realty yang masih membukukan keuntungan. Sementara Karya Infrastruktur juga tercatat mengalami kerugian sebesar Rp2 miliar.
"WSBP adalah tulang punggung, masih memberikan kontribusi laba. Yang rugi Waskita Toll Road dengan 16 BUJT-nya yang sudah beroperasi masih harus kami suntik karena masih defisit, di situlah kerugian yang kami alami," tuturnya.
Adapun pada kuartal I-2020, laba bersih WSKT tercatat hanya sebesar Rp42,69 miliar. Perolehan ini turun 94,08% dari kuartal I-2019 yang sebesar Rp720 miliar. Menurunnya laba bersih perseroan disebabkan oleh menurunnya pendapatan usaha perseroan sebesar 51,95% menjadi Rp4,16 triliun dari Rp8,6 triliun secara tahunan.