close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pekerja mengerjakan pembangunan gerbang tol yang dikelola PT Waskita Karya Tbk, di jalan tol Brebes Timur-Pemalang, Desa Kertasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (24/5)./AntaraFoto
icon caption
Pekerja mengerjakan pembangunan gerbang tol yang dikelola PT Waskita Karya Tbk, di jalan tol Brebes Timur-Pemalang, Desa Kertasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (24/5)./AntaraFoto
Bisnis
Kamis, 07 Juni 2018 17:07

Waskita Karya rencanakan terbitkan obligasi Rp3,5 triliun

Obligasi yang akan diterbitkan merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap kedua.
swipe

PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 3,5 triliun pada semester II-2018. Dana tersebut akan digunakan untuk merestrukturisasi utang perseroan. 

Direktur Keuangan WSKT Harris Gunawan mengatakan, banyak investasi jangka panjang perusahaan didanai dengan utang jangka pendek. Padahal idealnya, utang jangka panjang harus didanai dengan utang jangka panjang juga. 

“Kami terus berupaya untuk menjaga rasio keuangan tetap sehat. Investasi jangka panjang kita banyak dibiayai kredit jangka pendek. Ini tidak sehat, sehingga kami sedang menghitung melakukan refinancing," katanya di Jakarta, belum lama ini.

Obligasi yang akan diterbitkan merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap kedua. Waskita menargetkan bunga obligasi tersebut berada di kisaran 8%-9%.

Perusahaan akan fokus menyelesaikan investasi di ruas tol yang sudah ada pada tahun ini. Perusahaan tidak akan terburu-buru membangun proyek baru. Pasalnya, pembangunan jalan tol di Indonesia saat ini masih terbentur banyak tantangan seperti pembebasan lahan.

"Kami mau melakukan kajian secara komprehensif. Bukan tidak mau ambil risiko pembebasan lahan, tetapi kami kaji apakah secara bisnis tol yang dibidik itu, go atau hold dulu," jelas Harris.

WSKT melalui Waskita Toll Road (WTR ) telah mengantongi konsesi untuk 18 ruas tol. Pembangunanya ditaksir akan menelan investasi sebesar Rp 130 triliun. Dari 18 ruas, baru lima ruas yang sudah beroperasi secara komersial. Perusahaan menargetkan mengoperasikan 437,5 km jalan tol sampai akhir 2018 dan mencapai 889,23 km sampai 2020.

WTR masih membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Total ekuitas yang dibutuhkan untuk merampungkan 18 ruas tol itu ada 30% atau sekitar Rp 40 triliun.

Untuk belanja modal (capital expenditure/capex) WSKT menyiapkan anggaran Rp 28 triliun. Dana ini diperoleh dari penerimaan dari proyek Turnkey sebesar Rp 10,5 triliun, pembayaran dana talangan lahan Rp 6,7 lahan, proyek LRT Palembang Rp 9 triliun, dan penerbitan obligasi.

Selain itu, WSKT juga masih terus melakukan penjajakan dengan investor untuk divestasi sejumlah ruas tol yaitu Pemalang-batang, Batang-Semarang, Solo-Ngawi, Batang-Semarang, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan Kayu Agung-Palembang-Betung. Pelepasan aset ini akan dilakukan dengan skema one on one.

“Saat ini sudah ada investor asing yang berminat masuk. Namun, kami ingin investor yang masuk dari lokal saja. Ada beberapa perusahaan lokal juga yang minat ada swasta dan BUMN," katanya.

Kondisi keuangan WKST sendiri masih baik. Saat ini, perseroan sudah mendapat fasilitas kredit perbankan sebesar Rp 70 triliun. Dari dana yang sudah diperoleh tersebut, baru Rp 49 triliun yang terpakai. Baru-baru ini, WSKT baru meneken kredit dari Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 2 triliun untuk modal kerja. "Jadi kondisi keuangan kami tidak berdarah-darah seperti disebutkan. Kalau kondisi begitu tidak mungkin bank mau kasih fasilitas kredit," pungkas Harris.

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan