close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menargetkan nilai perolehan kontrak hingga Rp6 triliun pada 2020. / Istimewa
icon caption
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menargetkan nilai perolehan kontrak hingga Rp6 triliun pada 2020. / Istimewa
Bisnis
Selasa, 10 Desember 2019 17:40

WIKA bidik kontrak baru Rp6 T dari proyek luar negeri

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dengan memperlebar wilayah ekspansi dari 9 negara menjadi 12 negara.
swipe

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menargetkan nilai perolehan kontrak hingga Rp6 triliun pada 2020. Nilai perolehan kontrak tersebut rencananya akan didapatkan WIKA dengan memperlebar wilayah ekspansi dari 9 negara menjadi 12 negara.

Direktur Operasi III WIKA Destiawan Soewardjono mengatakan ekspansi negara baru tersebut masih menyasar negara-negara di benua Afrika. Tiga negara baru tersebut adalah Madagaskar, Mauritius, dan Ethiopia.

"Di Afrika ada beberapa negara baru tujuan ekspansi. Kami bekerja sama dengan beberapa BUMN untuk mengerjakan proyek di negara ekspansi baru," kata Destiawan di Jakarta, Selasa (10/12).

Di Madagaskar, kata Destiawan, Wijaya Karya bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) untuk menggarap proyek reaktivasi jalur kereta api di Madagaskar untuk pengangkutan batu bara.

Kemudian di Mauritius, WIKA akan bekerja sama dengan Angkasa Pura II pengembangan dan pengelolaan bandara di Mauritius. Sedangkan untuk Ethiopia, WIKA akan bekerja sama dengan Garuda Maintenance Facility AeroAsia untuk melakukan Maintenance Repair Operation (MRO).

Destiawan melihat ada pasar yang besar di Afrika setelah Jepang berinvestasi sebesar US$25 miliar dan China berinvestasi sebesar US$60 miliar.

"Yang saya dengar juga ada keterbatasan, sehingga China mau cari jalan lain untuk kerja sama. Nah, ini kami manfaatkan untuk ekspansi ke sana," ujar Destiawan.

Untuk sementara waktu, lanjut Destiawan, WIKA masih akan memfokuskan ekspansi mereka di Afrika dan Asia. Sebab, lanjut Destiawan, di Asia ada beberapa negara yang pertumbuhan ekonominya bagus dan tengah gencar membangun infrastruktur seperti Filipina dan Taiwan. Namun, kedua negara ini tak memiliki sumber daya.

"Di situlah potensi kami untuk masuk besar," tutur Destiawan.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan