Pemerintah sedang berusaha dan berupaya untuk bisa segera mengakselerasi pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Melalui kerja sama intensif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), merupakan salah satu lembaga strategis dan memiliki peranan penting dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Ketua Dewan Komisaris OJK Wimboh Santoso memaparkan mengenai bagaimana kebijakan strategis OJK dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi dan langkah ke depan.
“Pandemi Covid-19 ini, bukan hanya membuat kita berpikir keras mengatasi ekonomi, dan bagaimana kiat-kiat atau kebijakan apa lagi yang harus kita keluarkan. Tetapi juga membuat kita lebih mawas diri, perihal kesehatan,” kata Wimboh Santoso, dalam kegiatan virtual kuliah umum bersama Ketua Dewan Komisaris OJK, Senin (6/12).
Ia mengatakan, pandemi ini masih memengaruhi pemulihan ekonomi nasional. Program vaksinasi menjadi kunci utama pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, program vaksinasi harus terus berlanjut untuk mencapai target herd immunity atau kekebalan komunal yakni 70% penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksin lengkap.
Di awal masa pandemi tepatnya pada 24 Maret 2020, IHSG pernah mencatatkan titik terendahnya yaitu 3.937,63. Hal itu, membuat OJK mengeluarkan upaya menstabilitasi pasar dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, berupa short selling, trading halt, penyesuaian auto-rejection limit, dan buyback saham tanpa RUPS.
"Dengan kebijakan tersebut IHSG terus bergerak ke arah positif. Di mana pada 2 Desember 2021, IHSG berada pada level 6.583,82 atau naik sebesar 10,11%. Selanjutnya tingginya minat investor retail dan pelaksanaan penghimpunan dana, juga memberikan dampak positif kepada pertumbuhan IHSG," tutur dia.
Di sisi lain, investor pasar modal terus meningkat signifikan di tengah pandemi, yakni menjadi 6,8 juta di Oktober 2021, dan mayoritas merupakan investor retail. Penghimpunan dana di pasar modal pada 2021 juga telah melampaui nilai di 2020. Di mana per 30 November 2021 sebesar Rp321,8 triliun dari 169 penawaran umum. Masih terdapat 9 IPO senilai Rp6,51 triliun yang masih dalam pipeline, dan diperkirakan target 2021 tercapai, selain itu terdapat 45 emiten baru di 2021.
Sementara Rektor Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Gunawan Budiyanto mengatakan, pandemi ini telah memporak-porandakan struktur sosial dan juga struktur ekonomi masyarakat.
"Kita bisa melihat bagaimana UMKM. Dari 184 UMKM dampingan UNY, 98 UMKM di antaranya kembali menggeliat, kemudian bergerak dengan penuh optimisme,” ujar Gunawan
Ia berharap agar langkah-langkah strategis yang diterapkan oleh OJK ini menjadi selaras dengan kebijakan pemerintah dan bisa bersinergi. Sehingga mampu membangkitkan sumber daya ekonomi, yang tentunya dapat dirasakan manfaatnya, khusus oleh masyarakat bawah.