Petugas keamanan Filipina menyebut ledakan kembar yang terjadi Jolo, Sulu pada hari Senin (24/8) kemarin dilakukan dua pelaku bom bunuh diri jaringan Abu Sayyaf Group (ASG).
Brigjen William Gonzales, Komandan Pasukan Tugas Gabungan (JFT) Sulu menyebutkan bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri adalah seorang warga negara Indonesia (WNI), istri dari Norman Lasuca, 23 tahun, eks bomber di Filipina pertama pada 28 Juni 2019.
Pelaku lainnya, sebut JTF, adalah istri Talha Jumsah alias Abu Talha, seorang ahli bom yang terbunuh ketika bertugas sebagai penghubung ASG dan ISIS.
Gonzales mengatakan, penyelidikan masih dilakukan untuk menentukan siapa dalang serangan itu di antara mereka berdua. Identitas kedua pelaku bom bunuh diri masih dirahasiakan sambil menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Badan Operasi Kejahatan (SOCO) Polisi Nasional Filipina (PNP).
Letjen Cirilito Sobejana, Komandan Tentara Filipina mengungkapkan, dua pelaku bom bunuh diri itu memang menjadi target setelah membunuh empat intel.
“Dengan pembunuhan (intel) itu, pelaku bom bunuh diri lolos dari pemantauan kami. Sungguh kesempatan yang terbuang dan mengakibatkan kejadian yang tidak menguntungkan. Rekan-rekan kami dan warga sipil yang tidak bersalah terbunuh” bebernya.
Sementara itu, Komandan Penjaga Pantai Filipina (PCG) Laksamana George Ursabia telah mengumumkan red notice atau peringatan merah di seluruh wilayah Mindanao Barat Daya setelah dua ledakan mengguncang Jolo, Sulu pada Senin kemarin.
Otoritas Penerbangan Sipil Filipina (CAAP) juga memutuskan untuk menutup sementara Bandara Jolo, Provinsi Sulu. (Manila Bulletin)