PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) resmi mencatatkan saham perdana sekaligus startup binaan IDX Incubator pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/10).
Perusahaan dengan kode saham YELO tersebut merupakan perusahaan ke-46 yang melantai pada 2018 dan ke-608 yang melantai sepanjang BEI berdiri.
Perusahaan penyedia jasa rental modem wifi dan travel assistance bagi pelancong Indonesia ke luar negeri ini melepas 130.000.000 saham atau setara dengan 34,21% dari modal di tempatkan dan disetor penuh setelah Initial Public Offering (IPO).
Adapun YELO menetapkan harga Rp375 per saham yang sebelumnya mematok rentang harga Rp250-Rp375 per saham selama masa bookbuilding. Dengan demikian total dana yang diserap oleh perusahaan melalui hajatan ini sejunlah Rp48,75 miliar.
Pada pencatatan perdana, saham YELO sempat stagnan kemudian melonjak 48,94% atau 184 poin ke level ke Rp560. Dengan demikian saham YELO mengalamai autoreject.
Saham perseroan ditransaksikan sebanyak 1 kali dengan volume sebanyak 10 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp560.000.
"Kami berharap langkah ini bisa menginspirasi startup lainnya untuk terus melihar berbagai opsi pendanaan untuk perusahaan. Sebagaimana motivasi yang kami dapat selama proses inkubasi di IDX Incubator, jangan menunggu tumbuh besar untuk IPO, justru dengan IPO startup akan tumbuh," ujar CEO Passpod Hiro Wardhana.
Guna pengembangan bisnis, perusahaan mengalokasikan dana IPO yang cukup besar yaitu 68,10% untuk pengadaan billing management system dan perangkat SIM bank.
Sementara, sebesar 3,69% digunakan untuk research and development (R&D) aplikasi berupa penambahan beragam fitur. Sedangkan sisanya 28,21% akan digunakan untuk modal kerja berupa pembeluan modem dan power bank.
Dalam aksi korporasi ini, perusahaan menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Hiro mengakui IPO adalah langkah awal untuk pengembangan bisnis Passpod ke mancanegara. "Selain kebutuhan pendanaan, ketika nanti berhububgan dengan pihak pemangku kepentingan maupun partner bisnis di negara laun, perusahaan terbuka mengutamakan akuntabilutas, transparasi serta tata kelila yang baik tentunya akan lebih terpercaya," jelasnya.
Salah satu yang sedang dikembangkan perusahaan adalah aplikasi yang berisikan informasi terkait tempat-tempat yang dapat dikunjungi di suatu negara, di mana konsumen dapat langsung mengakses dan membeli tiket melalui aplikasi tersebut.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian Sihar Manulang mengatakan, sebgagai perusahaan publik keduanya wajib menjalankan Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaan perusahaan dan transparansi.
"Diharapkan dapat memanfaatkan posisi Passpod sebagai perusahaan tercatat untuk menjalankan aksi korporasi dalam meningkatkan nilai bagi pemegang saham," ujarnya.
Yelooo Integra Datanet merupakan perusahaan yang fokus pada bidang rental modem koneksi 4G untuk masyarakat yang hendak bepergian ke luar negeri. Produk jasa yang bernama Passpod tersebut telah memiliki ribuan drop point di Jabodetabek.