close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Bisnis
Kamis, 18 Maret 2021 15:58

Yield US Treasury naik, RDPT bisa jadi pilihan investasi

Dengan perbaikan fundamental Indonesia, kondisi saat ini dapat menjadi momen bagi investor untuk mendiversifikasi investasinya ke RDPT.
swipe

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury belakangan ini melonjak naik. Hal ini menyebabkan kekhawatiran investor di pasar modal dengan menurunnya indeks-indeks saham dunia.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja mengatakan, di tengah kenaikan imbal hasil, obligasi Indonesia pun tidak terhindar dari kenaikan. Namun, yang menarik, imbal hasil riil atau imbal hasil dikurangi dengan ekspektasi inflasi obligasi Indonesia masih menjadi salah satu yang paling tinggi di kawasan, dan sangat menarik terutama dilihat oleh investor asing di negara maju.

"Gabungan kondisi inflasi yang rendah, imbal hasil dan suku bunga riil yang menjadi salah satu tertinggi di dunia, likuiditas domestik yang melimpah, dan potensi meningkatnya arus dana asing di tengah kepemilikan yang sudah rendah menjadi faktor pendukung pasar obligasi Indonesia di tahun 2021 ini," kata Freddy, Kamis (18/3).

Dengan perbaikan fundamental Indonesia dan potensi ekonomi Indonesia yang sedang menuju ke tahap jalur pemulihan, menurut Freddy kondisi saat ini dapat menjadi momen bagi investor untuk mendiversifikasi investasinya ke reksa dana pendapatan tetap (RDPT).

Dengan isi yang berbeda-beda, lanjutnya, masing-masing RDPT memiliki kelebihan dan kekurangan, baik dari sisi risiko maupun potensi imbal hasil. Menurutnya, investorlah sendiri yang bisa memilih, mana yang paling sesuai untuk mereka.

"Dengan minimum investasi yang lebih kecil, mulai dari Rp10.000, investor dapat leluasa memilih jenis investasi reksa dana pendapatan tetap yang diinginkannya," ujar dia. 

Reksa dana pendapatan tetap, menjadi solusi tepat bagi investor dengan dana terbatas yang mungkin sulit untuk berinvestasi pada obligasi secara langsung. Terlebih lagi, investasi obligasi secara langsung memiliki persyaratan jumlah investasi lebih besar, periode penawaran atau pembelian sangat terbatas di tanggal-tanggal tertentu, dan hanya itu pun hanya untuk satu obligasi saja.

Selain itu, salah satu keuntungan investasi yang bisa investor nikmati dengan berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap adalah bunga obligasi yang dibebaskan dari pajak. Artinya, keuntungan dari obligasi tidak akan dipotong oleh pajak. 

Hal tersebut berbeda jika investor membeli SBN ataupun ORI, akan ada pengenaan pajak sebesar 15% dari kupon yang diterima investor.

Adapun investasi reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu yang terpenting adalah tren suku bunga, baik global maupun domestik.

"Di tengah tren suku bunga dunia yang tetap rendah, obligasi dapat menjadi pilihan untuk mengoptimalkan dana kita, namun dengan eksposur risiko yang lebih rendah dibandingkan investasi saham. Memang diperkirakan 2021 ini imbal hasil investasi obligasi tidak akan sespektakuler 2020," ucapnya. 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan