Kementerian Agama (Kemenag) ingin menjadikan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo sebagai embarkasi haji. Karenanya, melakukan audiensi dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, secara daring, Rabu (4/11).
"Kalau menjadi embarkasi itu pasti memerlukan asrama atau hotel haji. Jadi, mereka memohon arahan kalau akan mendirikan asrama haji itu sebaiknya di mana dan seperti apa," ujar Sekretaris DIY, Kadarmanta Baskara Aji, usai audiensi, beberapa saat lalu.
Kemenag, sambung dia, membutuhkan lahan seluas 5-10 hektare (ha) untuk membangun asrama haji. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY pun bakal mengupayakannya mengingat jaraknya ke embarkasi tidak sampai satu jam perjalanan.
"Tentu di mana pun lokasinya memungkinkan saja. Tapi karena persyaratan jarak tempuh, berarti sekitar Kulon Progo, Bantul, atau Sleman," jelasnya, mengutip situs web Pemprov DIY.
Kapasitas asrama mencapai 10.000 jemaah lantaran calon haji dari DIY mencapai rata-rata 3.500 orang per tahun. Adapun dari daerah sekitarnya 7.000 jemaah.
Belum layaknya asrama haji untuk embarkasi Solo menjadi alasan lain ingin membangun tempat tinggal sementara waktu bagi jemaah di DIY. Pertimbangan berikutnya, YIA dianggap di atas minimal ketentuan untuk sebuah embarkasi.
"YIA sudah memenuhi syarat mulai dari panjang landasan, luas bandara yang bisa didarati oleh pesawat-pesawat berbadan besar, yang tentu kapasitas penumpangnya banyak, sehingga lebih efisien," papar Aji.