Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyiapkan 32 titik pengungsian untuk mengantisipasi aktivitas erupsi Merapi yang lebih besar mengarah ke daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kepala BPBD Sleman, Makwan, memastikan pengungsian tersebut siap digunakan sewaktu-waktu.
“BPTTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer. Sehingga Kami menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian,” kata Makwan melalui instargam @humassleman, dilansir Minggu (12/3).
Makwan mengatakan, pihaknya juga susah menyiapkan rencana kontinjensi dampak erupsi dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Merapi sesuai rekomendai BPTTKG. Maka ada tujuh Kalurahan yang masuk dalam radius tersebut, yakni Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Purwobinangun, Hargobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.
Makan juga memastikan setiap padukuhan yang ada di tujuh kalurahan teratas telah dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.
“Maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengatakan telah memantau sendiri kesiapan penanganan tim bencana di beberapa tempat, yakni pos pengamatan Gunung Api Merapi Kaliurang, pos pantau merapi Turgo, Desa Wisata Turgo dan stakeholder pariwisata di Umbulharjo, Cangkringan.
Pada kesempatan tersebut, Danang meminta masyarakat tidak perlu panik dengan aktivitas Merapi karena jalur evakuasi saat ini dalam keadaan siap digunakan.
“Jalur evakuasi saat ini siap. Masyarakat tidak perlu terlalu panik, namun tetap waspada dan tetap berada di jarak aman,” pesannya.
Sebagai informasi, aktivitas Gunung Merapi meningkat sejak akhir pekan lalu. Tercatat sejak Sabtu (11/3) lalu terjadi beberapa luncuran awan panas dengan jarak luncur maksimum 7.000 meter. Akibatnya, sejumlah wilayah di Jawa Tengah terdampak hujan abu vulkanik.