close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut, wilayah selatan Jawa Barat (Jabar) rawan terjadi gempa bumi dan tsunami. Freepik
icon caption
Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut, wilayah selatan Jawa Barat (Jabar) rawan terjadi gempa bumi dan tsunami. Freepik
Daerah
Jumat, 20 Oktober 2023 09:58

Badan Geologi sebut selatan Jabar rawan gempa dan tsunami

Wilayah Priangan Timur dan sekitarnya terguncang gempa bumi pada Kamis (19/10), pukul 21.08 WIB.
swipe

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan bangunan di wilayah selatan Jawa Barat (Jabar) menggunakan konstruksi tahan gempa bumi guna minimalisasi risiko kerusakan serta dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi. Pangkalnya, kawasan tersebut rawan tsunami.

"Pantai selatan Jawa Barat tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami lebih dari 3 meter," kata Plt. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangannya, Jumat (20/10). Selain itu, didorong dilakukan upaya mitigasi, baik secara struktural maupun nonstruktural.

Wilayah selatan Jabar juga rawan gempa bumi. Pangkalnya, morfologi pantai di sana umumnya tersusun atas tanah lunak (kelas E) hingga tanah sedang (kelas D) serta tanah keras (kelas C) di bagian utara.

Selain itu, tersusun atas batuan berumur tersier (berupa batuan sedimen dan rombakan gunung api) dan endapan kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff).

Sebagian batuan berumur tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan yang melapuk umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan sehingga rawan gempa.

Kemudian, di perbukitan, morfologinya bergelombang hingga terjal, yang tersusun atas batuan yang melaku. Dengan demikian, ada potensi gerakan tanah akibat guncangan gempa yang kuat dan curah hujan tinggi.

Diketahui, gempa bumi berkekuatan M 5,2 mengguncang wilayah Priangan Timur dan sekitarnya, Kamis (19/10), pukul 21.08 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, titik koordinat gempa di 107,34 bujur timur dan 8,09 lintang selatan, yang berjarak sekitar 115,5 km barat daya Kota Garut dan 143,8 km tenggara Kota Cianjur.

Berdasarkan informasi The United States Geological Survey (USGS), lokasi pusat gempa terletak di koordinat 107,208 bujur timur dan 7,870 lintang selatan dengan kekuatan M 5,2 pada kedalaman 59,7 km. Adapun data Geo Forschungs Zentrum (GFZ) Jerman menyebutkan, pusat gempa berlokasi di koordinat 107,47 bujur timur dan 7,74 lintang selatan dengan kekuatan M 5,3 magnitudo pada kedalaman 69 km.

Wafid menyampaikan, gempa ini dipicu aktivitas penunjaman atau subduksi (gempa bumi intraslab) dengan mekanisme sesar naik di wilayah selatan Jabar. "Morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran pantai yang dibatasi pada bagian utara dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal."

"Kejadian gempa bumi itu diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi," imbuhnya.

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman yang terdampak gempa terletak di kawasan rawan bencana gempa tingkat menengah hingga tinggi. Kendati demikian, meskipun lokasi pusat gempa terletak di laut, gempa tak menyebabkan tsunami karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi di dasar laut.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan