Banjir melumpuhkan Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), akibat hujan sepanjang hari sejak Rabu (13/3). Aktivitas warga pun terhenti lantaran tinggi muka air (TMA), menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencapai 80 cm.
Banjir terjadi di beberapa tik. Perinciannya, Jalan Gebanganom dengan TMA 70-80 cm; Jalan Padi Raya (50-60 cm); Jalan Sendang Indah (15 cm) dan Jalan Muktiharjo Raya (30-70 cm), Kelurahan Muktiharjo Lor; Jalan Muktiharjo Indah RW 15, Kelurahan Muktiharjo Kidul (15-20 cm); Jalan Jodipati, Kelurahan Krobokan (15-40 cm); RW 7 Kelurahan Kudu (15-20 cm); Kelurahan Tambakrejo (15-30 cm); Jalan Raya Kaligawe depan RSI Sultan Agung-bawah tol (20-50 cm); dan Jalan Sidorejo 3, Kelurahan Sambirejo (20-30 cm).
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Satake Bayu, menyatatakan, pihaknya menerjunkan personel Brimob 2 SSK, Samapta, dan Poloair untuk mengevakuasi warga yang terdampak banjir. Bidokkes Polda Jateng juga diturunkan untuk memeriksa kesehatan.
"Pagi ini, juga kami geser tenda dapur lapangan ke daerah Pedurungan dan Kaligawe," katanya saat dihubungi, Kamis (14/3).
Ganggu perjalanan KA
Adanya banjir mengakibatkan kemacetan hingga 16 km di Jalur Pantura, Demak, pada hari ini. Pun mengganggu perjalanan kereta api (KA) lantaran lintasan terendam.
EVP of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji, menyatakan, pihaknya telah mengantisipasi kejadian ini dengan membatalkan sejumlah perjalanan kereta api pemberangkatan awal dari Daop 4 Semarang. Selain itu, melakukan rekayasa pola operasi bagi perjalanan KA lainnya.
"KAI menyampaikan permohonan maaf atas pembatalan KA-KA tersebut. Bagi para calon penumpang yang telah memiliki tiket bisa membatalkan tiket di loket stasiun dan bea akan dikembalikan 100% di luar bea pesan," tuturnya.
Setidaknya 4 perjalanan KA dibatalkan sejak pagi tadi, yakni KA Ambarawa Ekspres relasi Semarang Poncol-Surabaya Pasarturi, KA Blora Jaya relasi Cepu-Semarang Poncol, KA Kedungsepur relasi Semarang Poncol-Ngrombo, dan KA Banyubiru relasi Semarang Tawang-Solo Balapan.
Adapun rekayasa pola operasi jalan memutar untuk 14 KA yang melintas di jalur utara ke jalur selatan, yakni KA Pandalungan (2 KA), KA Argo Bromo Anggrek (2 KA), KA Majapahit (2 KA), KA Kertajaya (2 KA), KA Sembrani, KA Brawijaya, KA Harina, KA Darmawangsa, KA Gumarang, dan KA Jayabaya.
Penyebab banjir Semarang
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menerangkan, banjir di Kota Semarang akibat permukaan tanah menurun. Rob di pesisir pun memperparah banjir di beberapa titik.
"Wilayah Semarang itu, kan, memang mengalami penurunan. Kalau wilayah lain belum banjir, di situ banjir dulu. Apalagi, ada banjir rob. Jadi, banjirnya tidak hanya dari hujan, tapi diperparah banjir rob dari laut," urainya.
Dwikorita mengingatkan, saat ini masih pancaroba sehingga cuaca ekstrem bisa terjadi tiba-tiba. "Paginya baik-baik aja, gitu. Eh, tiba-tiba sore deras."
BMKG memprakirakan potensi cuaca ekstrem di Semarang bakal berlangsung hingga pekan depan. Masyarakat diimbau rutin memantau peringatan dini secara berkala.
"Kami memberi peringatan dini dari sepekan sebelum kejadian diulang sampai 3 hari sebelum kejadian. Diulang sampai 3 jam sebelum kejadian. Maksudnya, agar diingetkan terus, awas lo, awas lo," bebernya.