Kekeringan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pati selama berbulan-bulan. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat di Bumi Mina Tani ini kesulitan mendapatkan air bersih.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Sukarno, meminta pemerintah daerah setempat agar memikirkan penanganan kekeringan jangka panjang. Mengingat, sejumlah wilayah di Pati setiap tahunnya mengalami kekeringan saat musim kemarau.
Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya pelestarian lingkungan, khususnya di kawasan hulu. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga sumber mata air yang ada.
"Antisipasinya pertama seperti penghijauan di daerah hulu yang berada di sekitar sumber mata air. Sehingga sumber mata air bisa mencukupi daerah sekitar," ucap Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu.
Menurutnya, penghijauan hutan di kawasan hulu perlu digalakkan untuk menjaga sumber mata air. Dengan demikian, bencana tahunan tersebut diharapkan dapat segera teratasi. Sehingga masyarakat di Pati tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih.
"Seperti eks kawedanan Jakenan dan Kayen perlu pemetaan sumber air bersih untuk dijadikan pemenuhan kebutuhan air bersih. Hal penting yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat adalah mengadakan penghijauan," tandasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, ada sebanyak 131.261 jiwa dari 34.683 kartu keluarga (KK) yang terdampak kekeringan. Ratusan ribu jiwa tersebut tersebar di 78 desa di 10 kecamatan.
Meliputi 10 desa di Kecamatan Jaken, 15 desa di Kecamatan Jakenan, 15 di Kecamatan Pucakwangi dan 9 desa di Kecamatan Winong. Kemudian selanjutnya ada 7 desa di Kecamatan Tambakromo, 7 desa di Kecamatan Kayen, 6 desa di Kecamatan Gabus, 2 desa di Kecamatan Sukolilo, 6 desa di Kecamatan Batangan, dan 1 desa di Kecamatan Tayu.