Meski endemi, Dinkes Kota Yogyakarta tetap gencarkan booster cegah varian Covid baru

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta terus meningkatkan kekebalan warganya dengan vaksin booster meski status pandemi Covid-19 berganti menjadi endemi. Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menyatakan pelayanan booster dilakukan demi menjaga kesehatan masyarakat dari varian-varian Covid baru di masa depan.

"Sekarang statusnya sudah endemi, syarat vaksinasi untuk perjalanan dengan kendaraan umum juga tidak ada. Tapi kami tetap anjurkan untuk melengkapi dosis vaksinasi, layanan vaksin di Puskesmas juga selalu tersedia," kata Emma saat kegiatan Vaksinasi Dosis Booster di Grha Pandawa Balaikota, dilansir dari jogjakota.go.id, Senin (26/6).

Emma juga berpesan agar masyarakat melengkapi vaksin hingga dosis keempat. Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan untuk melindungi dan membentuk ketahanan tubuh terhadap virus Covid-19.

"Walaupun sekarang sudah endemi, tetap kita harus berperilaku hidup bersih dan sehat, meski tidak diharuskan menggunakan masker, kalau merasa tidak sehat atau sedang flu ya harusnya pakai masker, untuk ikut melindungi orang lain dan mencegah penularannya," pesannya.

Sementara itu, ASN dari Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kota Yogyakarta, Wahyu Riyanto, mengatakan kelengkapan dosis vaksin sesuai anjuran pemerintah baiknya memang dilakukan. Ia mengatakan booster sebagai usaha untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang sekitar.

“Tahun 2020 kita sudah menghadapi pandemi Covid-19 yang luar biasa, dengan vaksin ini tentunya menjadi ikhtiar kita bersama untuk tetap terlindungi dan sehat, sebagai warga negara yang baik tentu idealnya mengikuti anjuran tersebut, untuk saling menjaga satu sama lain," katanya.

Sebagai informasi, layanan vaksin booster digelar di Grha Pandawa Balaikota setiap Senin dengan kuota 1.000 orang. Jenis vaksin yang tersediua buatan dalam negeri Inavac. Kegiatan tersebut terbuka untuk masyarakat umum KTP nasional dan ASN Pemerintah Kota Yogyakarta. Dinkes Yogyakarta juga melibatkan 30 tenaga kesehatan dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Yogyakarta.