Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, meminta tradisi menyalakan petasan saat Ramadan dihentikan. Ganjar tidak ingin peristiwa tewasnya warga Magelang karena ledakan petasan beberapa hari lalu menimpa warga lainnya.
Diketahui, seorang warga di Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang tewas terkena ledakan petasan pada Minggu (26/3). Ledakan besar tersebut juga membuat 3 warga lainnya terluka parah dan merusak belasan rumah.
“Kepolisian sudah memproses. Saya berharap warga tidak lagi melakoni tradisi menyalakan petasan di bulan Ramadan,” kata Ganjar dalam keterangannya, dilansir dari jatengprov.go.id, Senin (27/3).
Ganjar mengatakan sudah berkomunikasi dengan Bupati Magelang terkait peristiwa ini. Ia menginstruksikan bupati dan pihak berwajib di sana untuk mengunjungi korban dan mengamankan lokasi.
“Sudah ditangani, saya sudah minta Pak Bupati (Magelang) untuk melakukan checking korban, dan seterusnya,” katanya.
Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, menjelaskan ledakan petasan di Kaliangkrik, Magelang, terjadi pada Minggu (26/3) sekitar pukul 20.05 WIB. Akibatnya, lima rumah rusak berat dan enam rumah rusak ringan. Satu orang tewas yaitu pemilik rumah bernama Mufid (33).
Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi menemukan kantong plastik yang diduga berisi bahan mercon.
“Korban satu orang atas nama Mufid dan di sumber ledakan kami temukan kantong plastik yang diduga ada bahan mercon,” jelas Luthfi.