Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor mengungkap alasan Presiden RI, Joko Widodo memilih wilayahnya sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru karena Kaltim adalah provinsi yang tercatat paling damai dan kondusif. Menurutnya, kedamaian Kaltim ini akan menjadi modal besar untuk secara bersama membangun Indonesia.
"Dari semua yang hebat, fakta tentang kedamaian itu tidak akan mungkin bisa dibayar dengan uang berapapun," kata Isran Noor saat menghadiri Dies Natalis ke-60 Universitas Mulawarman (Unmul), Selasa (27/9).
Isran mengatakan, pemilihan Kaltim oleh Presiden Joko Widodo sangat bisa dipahami. Ia menjelaskan, konflik SARA tidak pernah terjadi di Kaltim. Namun pernah terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, bahkan juga sudah terjadi di Kalimantan Utara yang baru terbentuk menjadi provinsi.
"Saya kira itu. Kita damai, tidak pernah ribut. Padahal di Kaltim itu banyak suku bangsa, tapi semua bisa hidup damai berdampingan," bangganya.
Isran melanjutkan, sebelum ditunjuk sebagai IKN, Kaltim berada di urutan terbawah dalam skor kajian Bappenas untuk rencana pemindahan IKN.
Alasannya, karena Kaltim tidak memiliki rantai sejarah, dibandingkan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Kalteng, tepatnya Kota Palangkaraya, sudah pernah disebutkan oleh Presiden Soekarno akan menjadi pengganti Jakarta di penghujung tahun 50-an. Sementara Kalsel, sebagai tetangga terdekat Kalteng memiliki peluang lebih baik dari Kaltim.
"Saya juga tidak tahu, kenapa Presiden memilih Kaltim yang skornya paling rendah," ungkapnya.