close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi bus listrik. Foto: unsplash.com
icon caption
Ilustrasi bus listrik. Foto: unsplash.com
Daerah
Selasa, 12 Juli 2022 10:22

Wujudkan predikat kota bebas karbon, Makassar kembangkan transportasi ramah lingkungan

Asisten III Pemkot Makassar, Muhammad Mario menjelaskan, sosialisasi kepada masyarakat selalu digencarkan untuk mendukung program ini.
swipe

Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menggandeng World Resources Institute (WRI) Indonesia untuk mengembangkan transportasi ramah lingkungan di wilayahnya. Hal ini untuk mewujudkan Makassar sebagai kota masa depan yang bersih karbon.

Asisten III Pemkot Makassar, Muhammad Mario menjelaskan, sosialisasi kepada masyarakat selalu digencarkan untuk mendukung program ini. Sebab, mengondiasikan masyarakat untuk ikut bergerak memperhatikan lingkungan sangat penuh tantangan, terutama berkaitan dengan penggunaan kendaraan.

"Harus ada upaya kerja keras dalam mensosialisasikan program ini karena kita tahu bahwa mindset masyarakat kita masih sangat perlu diperbaiki terutama dalam hal perhubungan lalu lintas, seperti, parkir dan penggunaan kendaraan," kata Mario di sela-sela pertemuan dengan WRI Indonesia, Senin (11/7).

Mario menjelaskan, program kendaraan ramah lingkungan ini akan benar-benar dikaji dalam 3 tahun ke depan.

"Makassar harus bisa buktikan sebagai kota tercepat dalam realisasi program Makassar Metropolitan future cities, membantu Indonesia menuju masa depan lebih hijau dan tangguh," lanjutnya.

Deputi Direktur Program Iklim, Energi, Kota dan Laut WRI Indonesia, Almo Pradana mengatakan, program ini merupakan bentuk kerja sama Pemkot Makassar untuk menjawab tantangan perubahan iklim global. Untuk mempercepat merujudkan proyek tersebut, Makassar juga mendapat suntikan dana sebesar Rp40,5 miliar dari investor.

"Nilai proyek untuk Makassar sendiri berjumlah sebesar Rp40,5 miliar," katanya.

Lebih lanjut, Almo menjelaskan bahwa dalam 3 tahun ke depan pihaknya bersama Pemkot Makassar akan fokus pada pengumpulan data dasar terkait dampak sosial. Sehingga, program ini tidak menjadi wacana publik yang buruk.

"Langkah awal yang akan dilakukan yakni melakukan survei, mengumpulkan data dasar untuk pemantauan dampak sosial termasuk persepsi publik," pungkasnya.

img
Muhammad Wahid Aziz
Reporter
img
Muhammad Wahid Aziz
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan