Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa berupaya menurunkan prevelensi stunting, atau gagal tumbuh pada anak, dengan menyiapkan 590 Tim Pendamping Keluarga (TPK). Tim tersebut berisi ribuan kader yang akan memberi atensi penuh terhadap gizi bayi berpotensi stunting di seluruh wilayah.
Wakil Bupati (Wabup) Gowa, Abd. Rauf Malaganni mengatakan, meski kecenderungan stunting di wilayahnya mulai menurun, tetapi pemkab terus meningkatkan penanganan agar generasi di masa depan benar-benar sehat.
“Kita patut bersyukur bahwa prevalensi stunting pada Balita di Kabupaten Gowa selalu menurun dari tahun ke tahun. Namun demikian bila kita tidak melakukan tindakan nyata dalam upaya menanggulangi masalah penting ini maka saya yakin stunting di Kabupaten Gowa akan dapat meningkat di tahun-tahun yang akan datang,” kata Rauf, dilansir dari gowakab.go.id, Kamis (15/6).
Rauf mengatakan, pihaknya juga telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS). Nantinya, tim tersebut berada di seluruh lapisan pemerintahan agar seluruh stakeholders di tingkat bawah sampai atas terlibat dalam penanganan stunting.
“Telah ditandatangani 18 SK TPPS tingkat kecamatan, lurah dan desa juga telah mengeluarkan SK TPPS tingkat desa/kelurahan. Dengan adanya SK TPPS tersebut diharapkan agar pihak pemerintah di setiap jenjang wilayah dapat bekerja lebih fokus dan terarah untuk menanggulangi masalah stunting tersebut,” tambahnya.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar atau (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi balita stunting di Kabupaten Gowa sebesar 44,50%. Di tahun 2019, angka stunting Gowa turun cukup drastis bila mengacu pada data Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) yang mencatat prevalensi balita 36,90%.
Sementara itu, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SEGI) di tahun 2021 prevalensi balita stunting di Kabupaten Gowa turun menjadi 33,0% dan di tahun 2022 tetap berada pada posisi 33,0%.