Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mulai menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga yang terdampak pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Jumlah anggaran yang digelontorkan pemkab untuk bantuan tersebut sebesar Rp4,7 miliar.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengatakan, bantuan disalurkan bagi masyarakat yang belum pernah menerima bantuan apapun dari Kementerian Sosial RI. Setiap penerima akan diberikan bantuan uang tunai Rp600 ribu per orang.
“Meski jumlahnya tidak besar, bantuan ini merupakan perintah presiden untuk membantu mengendalikan tingkat inflasi di daerah,” kata Ngesti Nugraha dalam keterangannya, dilansir dari jatengprov.go.id, Minggu (6/11).
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kabupaten Semarang, Suratno menjelaskan, bantuan ini juga sebagai pengendali inflasi sebagai dampak pengurangan subsidi BBM. Bantuan tersebut berasal berasal dari pengalihan dua persen dari dana transfer umum (DTU) yang diterima Pemkab Semarang.
“Bantuan sosial tunai diberikan kepada 1.666 orang pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), 75 orang operator perahu wisata, dan 518 orang nelayan jaring,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Suratno, pemkab juga memberikan bantuan kepada 1.317 orang pengemudi angkutan umum dan 2 ribu tukang ojek dengan masing-masing menerima Rp300 ribu. Tidak hanya itu, tambahan 1.850 orang tukang ojek lainnya yang telah terdaftar namun di luar alokasi akan diambilkan dari bantuan tidak terduga (BTT) senilai Rp555 juta.
Ditambahkan, selain bantuan tunai perorangan, juga diberikan bantuan uang tunai kepada kelompok masyarakat (Pokmas) di 27 desa yang membutuhkan.
“Setiap kelompok masyarakat, menerima Rp70 juta untuk kegiatan padat karya warga setempat. Pokmas penerima antara lain, ada di Desa Semowo (Pabelan), Kebonagung (Sumowono), Banyukuning (Bandungan), Batur (Getasan), Duren (Tengaran), Jetis (Kaliwungu), dan Genting (Jambu),” jelasnya.