Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru, Riau, memastikan belum ada hewan ternak terjangkit penyakit Sapi Ngorok di wilayahnya selama Januari 2023. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan) Kota Pekanbaru, M. Firdaus mengatakan, meski belum ada, pihaknya tetap siaga dengan menyiapkan pakan bergizi tinggi dan vitamin untuk ternak.
Diketahui, penyakit Sapi Ngorok sempat menjangkiti hewan ternak di sekitar Kota Pekanbaru akhir 2022, salah satunya Kabupaten Kampar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang pernafasan ternak hingga dapat membunuh secara cepat.
"Kalau sekiranya ditemukan gejala, sebelum sampai pada kasus yang lebih berat, maka kita akan melakukan pengobatan seperti pemberian vitamin dan pemberian pakan yang bergizi tinggi," kata Firdaus dalam keterangannya, dilansir dari pekanbaru.go.id, Rabu (25/1).
Terkait vaksinasi, Firdaus mengatakan Pemkot Pekanbaru belum melakukannya. Ia mengatakan untuk saat ini hanya akan memantau secara berkala kesehatan ternak hingga lalu lintas perdagangan.
“Vaksin Sapi Ngorok itu memang ada, tapi kita kan masih bebas. Jadi artinya kita melakukan preventif aja dulu," pungkasnya.
Melansir dari ditjenpkh.pertanian.go.id, Sapi Ngorok atau Septicemia Epizootica (SE) bersifat endemik untuk daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri Pasteurella Multocida Serotype 6B dan 6E. Bakteri tersebut bisa menular dengan mudah melalui pakan dan air minum yang sudah tercemar.
Dijelaskan, ternak yang sudah mengorok akan terlihat kesulitan bernapas sehingga terdengar seperti orang sedang mendengkur. Ternak juga akan mengalami demam tinggi dan diare yang disertai dengan darah.
Penyakit SE juga bisa menyerang ternak lain seperti kerbau, kambing, kuda, dan domba. Jika penyakit ini tidak segera ditindak lanjuti, sapi bisa mengalami kematian setelah 1-2 hari terserang penyakit.