Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mulai membangun museum terbesar di Jawa Tengah (Jateng), yakni Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo. Museum yang dibangun bersama Tahir Foundation ini memberikan fasilitas representatif untuk meningkatkan literasi masyarakat sekitar.
“Ini (Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo) akan ada di kawasan sains yang representatif. Di sekitar bangunan juga ada UNS, ISI, Technopark, dan ada konservasi binatang Solo Safari,” kata Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming di sela-sela groundbreaking Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo, Rabu (25/1).
Sementara itu, pendiri Tahir Foundation, Dato Sri Tahir mengatakan, dana yang dikucurkan untuk pembangunan berkisar Rp400 miliar sampai Rp600 miliar. Ia menuturkan, pembangunan museum akan memakan waktu sekitar 2 tahun.
“Anggarannya antara Rp400 miliar sampai Rp600 miliar karena bangunan 60.000 meter, terbesar di Jateng mungkin saja,” jelasnya.
Tahir berharap, museum ini akan menjadikan Kota Surakarta sebagai salah satu pusat budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi, untuk mempersiapkan generasi muda indonesia yang cerdas menyongsong era globalisasi.
“Tadi kami laporkan ke Pak Wali tidak boleh lebih dari 2 tahun. Tahun 2025 sudah harus selesai,” tambahnya.
Sebagai informasi, Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo dibangun di lahan Perusahaan Umum Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha Pedaringan milik pemkot, seluas 55 hektare.
Museum itu digadang-gadang sebagai yang terbesar di Jateng dengan kompleks terdiri dari Museum Budaya, Museum Ilmu Pengetahuan Alam, Museum Ilmu Pengetahuan Dasar, serta Museum Astronomi dan Antariksa. Museum juga dilengkapi dengan pusat riset, perkuliahan, dan diskusi ilmiah untuk publik.