Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melanjutkan program transmigrasi dengan memberangkatkan 33 kepala keluarga dari 14 kabupaten/kota ke berbagai wilayah di Tanah Air. Tidak hanya memfasilitasi pemberangkatan, pemerintah provinsi bersama Kementerian Desa (Kemendes) membekali para transmigran dengan berbagai kemampauan bertahan hidup, salah satunya bertani.
“Pembekalan-pembekalan yang diberikan Kemendes, Pemerintah provinsi Jateng, persiapan sarana prasarana dan sebagainya, adalah upaya kita bersama untuk mendorong para transmigran sukses di tempat baru,” kata Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno dalam keterangannya, dikutip dari jatengprov.go.id, Minggu (21/8).
Sumarno menjelaskan, total ada 119 transmigran Jateng yang diberangkatkan ke Gorontalo Utara (Provinsi Gorontalo), Luwu Timur (Sulawesi Selatan), Konawe (Sulawesi Tenggara), dan Mamasa (Sulawesi Barat).
Mereka berasal dari 14 daerah antara lain dari Kabupaten Tegal, Semarang, Cilacap, Karanganyar, Kebumen, Klaten, Purworejo, Purbalingga, Banyumas, Rembang, Sragen, Grobogan, Kendal, dan Kota Pekalongan.
Sementara itu saat pelepasan transmigran Jateng pada Sabtu (20/8), Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, menyebut para transmigrant ini adalah pejuang kehidupan. Ia mengapresiasi para transmigran yang berani mengadu nasib jauh dari kampung halaman.
“Secara administratif mereka transmigran, dan secara hakikat mereka adalah para pejuang kehidupan. Ini adalah suatu dorongan dan motivasi yang luar biasa, dan hari ini kita menyebutnya warga pejuang kehidupan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Mendes PDTT menyerahkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jateng secara simbolis kepada perwakilan transmigran. Bantuan tersebut antara lain peralatan pertanian, benih palawija, paket perbekalan, dan sebagainya, yang digunakan untuk berbagai keperluan di lokasi transmigrasi.