Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) siap membantu pengadaan alat pendeteksi gempa atau seismometer untuk Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, jumlah seismometer di lokasi tersebut hanya 1 unit, sehingga sangat riskan bilamana terjadi gempa.
Sebagai informasi, seismometer merupakan alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa.
“Ternyata alat deteksinya juga cuma satu. Kita (pemprov) nyumbang juga mau. Ini penting untuk masyarakat, kita amankan yang ada di Dieng,” ujar Ganjar dalam keterangannya, dilansir dari jatengprov.go.id, Kamis (2/2).
Ganjar mengatakan, seismometer sangat penting untuk warga Dieng. Pasalnya, letak geografis yang mayoritas perbukitan menjadikan Dieng daerah rawan longsor. Saat terjadinya gempa, potensi lonsor sangat tinggi.
“Jadi dari informasi BMKG-nya kan frekuensi gempa tektoniknya agak banyak. Kemudian ada gas CO² yang perlu diwaspadai,” katanya.
Ganjar bahkan sempat mengajak mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Banjarnegara untuk ikut berkontribusi memitigasi bencana. Ia mendorong tim KKN melakukan penelitian dan membuat alat sensor untuk mendeteksi bencana.
“Tadi saya kasih tantangan, bisa tidak bikin alat sensor yang dikonversi menjadi tanda. Ini kawan-kawan mahasiswa pasti punya banyak ide yang top-lah, untuk mengembangkan ini kalau mereka tertarik,” pungkasnya.